197 Bayi Terpapar Vaksin Palsu dari Bidan di Ciracas

Guna menghentikan peredaran vaksin palsu, yang pertama dilakukan adalah menghancurkan botol-botol vaksin bekas.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Jul 2016, 14:55 WIB
Dirtipideksus Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Agung Setya saat mengungkap kasus peredaran uang palsu di Jakarta, Senin (23/5). Dua pelaku berhasil diamankan dengan barang bukti 18 ribu lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan bayi terpapar vaksin palsu dari sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Hasil sementara penyelidikan kepolisian, sebanyak 197 anak menerima vaksin palsu di klinik bidan Elly di Ciracas, Jakarta Timur.

"Semula teridentifikasi 48, namun setelah ditelusuri lagi ada 194 bayi," kata Brigadir Jenderal Agus Setya, Direktur Tipid Eksus Bareskrim Polri, usai dikusi 'Jalur Hitam Vaksin Palsu' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2016).

Agung melanjutkan, tim Satgas yang di dalamnya termasuk kepolisian, masih melakukan penyidikan untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas.

Kementerian Kesehatan dan BPOM saat ini terus melakukan pendataan dan penanganan terhadap anak-anak yang menjadi korban vaksin palsu.

"Akan ada treatment dan sudah dikoordinasikan gimana penanganannya," kata Agung.

Dia menambahkan, untuk menghentikan peredaran vaksin palsu saat ini, yang pertama dilakukan adalah menghancurkan botol-botol vaksin bekas agar tidak bisa diproduksi lagi.

"Langkah pertama kita hentikan produksinya dulu, kita hancurkan botol bekas vaksin," tegas Agung.

Sebelumnya, penyidik Bareskrim Polri telah menjerat 23 orang tersangka dalam kasus peredaran vaksin palsu. Mereka terdiri dari 6 produsen alias pembuat vaksin palsu, 9 distributor, 2 pengumpul botol bekas, 1 pencetak label atau kemasan, 2 bidan, dan 3 dokter.

Menteri Kesehatan juga telah membeberkan 14 rumah sakit serta 8 bidan dan klinik pelanggan vaksin palsu. Seluruh fasilitas kesehatan ini mendapat vaksin palsu dari CV Azka Medika. Kota Bekasi menjadi kota dengan rumah sakit dan fasilitas kesehatan terbanyak yang menerima vaksin palsu dari distributor tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya