Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri membantah jika Indonesia kebanjiran tenaga kerja dari Tiongkok. Sebaliknya, dia mengatakan Tiongkok malah kebanjiran Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Hanif menuturkan, kabar Indonesia kemasukan 10 juta pekerja asing khususnya dari Tiongkok tidak benar. Dia mengatakan, selama setahun jumlah pekerja asal Tiongkok sekitar 14-16 ribu pekerja dari total pekerja asing sekitar 70 ribu pekerja.
Dia mengatakan, jumlah TKI di Tiongkok (Hong Kong dan Makau) sekitar 169 ribu pekerja atau sekitar 10 kali dari pekerja Tiongkok yang berada di Indonesia.
"Jadi Indonesia-lah yang sebenarnya menyerang Tiongkok dari sisi tenaga kerja, bukan sebaliknya, “ kata dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (18/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia menambahkan, rumor 10 juta pekerja asing dari Tiongkok kemungkinan diolah dengan menambahkan jumlah target wisatawan mancanagera (wisman). Sebagaimana diketahui, target kunjungan wisman tahun ini 12 juta orang. Target tersebut naik setiap tahunnya menjadi, 15 juta (2017), 17 juta (2018) dan 20 juta wisman di tahun 2019.
“Jadi bohong besar jika dikatakan akan ada 10 juta pekerja asing asal Tiongkok yang masuk Indonesia. Kemungkinan angka itu diolah dari target kunjungan wisman," kata dia.
Sementara dia mengatakan, rata-rata jumlah pekerja asing di Indonesia tetap 70 ribu pekerja atau sekitar 0,027 persen dibanding jumlah penduduk Indonesia sebanyak 257 juta jiwa. Jika dibanding jumlah angkatan kerja sebesar 127 juta persentasenya hanya 0,05 persen.
Dia menuturkan, tren pekerja asing di Indonesia mengalami penurunan. Rinciannya, sebanyak 77.307 pekerja di tahun 2011, 72.427 (2012), 68.957 (2013), 68.762 (2014), 69.025 (2015) dan hingga semester I 2016 sebanyak 43.816 pekerja.
“Jika dibandingkan dengan tahun 2011, 2012 dan 2013, jumlah pekerja asing pada tahun 2014, 2015 dan 2016 cenderung menurun, “ tandas dia. (Amd/Ndw)