Liputan6.com, Jakarta - Ferdinand Sinaga menjadi pahlawan kemenangan dramatis PSM Makassar atas Persiba Balikpapan pada pekan ke-10 Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, di Stadion Andi Matalatta, Sabtu (16/7/2016) malam WIB. Pada laga yang berakhir dengan skor 3-2 untuk Juku Eja, Ferdinand berhasil mencetak dua gol.
Baca Juga
Advertisement
Ferdinand menjadi pahlawan setelah dua gol cantiknya tercipta pada menit ke-56 dan 60. Sedangkan gol PSM lain dicetak oleh Ridwan Tawainella pada menit ke-25. Adapun gol balasan Persiba diciptakan oleh Kurniawan Karman (48') dan Shohei Matsunaga (50').
Proses gol pertama Ferdinand tercipta berkat insting tajam striker. Saat itu Ferdinand yang menerima bola pantul dari Muchlis Hadi Ning dengan cepat mengambil keputusan untuk melepaskan tembakan kaki kiri keras usai mengontrol bola.
Sementara gol kedua mantan bomber Sriwijaya FC ini juga tak kalah indah. Menerima umpan Rizki Pellu, Ferdinand dengan cerdik memutar badan yang langsung disambut dengan tendangan kaki kiri mendatar untuk mencatatkan namanya kembali di papan skor.
Laga ini bisa dibilang sebagai performa terbaik Ferdinand sepanjang tampil di TSC 2016. Maklum saja, dari sembilan pertandingan sebelumnya, Ferdinand hanya mampu menyumbangkan satu gol untuk PSM. Kondisi itu sempat membuat kualitas Ferdinand sebagai juru gedor pun dipertanyakan.
Hal tersebut tentu tak terlepas dari perjalanan karier Ferdinand saat masih berseragam Persib Bandung pada musim 2013-2014. Saat itu, Ferdinand merupakan salah satu bomber subur Indonesia.
Statistik mencatat dari 23 laga bersama Persib, dia mampu mencetak 11 gol. Walhasil, trofi Indonesia Super League 2014 pun berhasil dia sumbangkan untuk klub asal Kota Kembang itu.
Momen Kebangkitan
Kini dua gol yang disumbangkan Ferdinand bisa dijadikan sebagai momentum kebangkitan untuk mencapai performa terbaik. Konsistensi akan menjadi musuh terbesar yang harus dihadapi Ferdinand jika ingin kembali menjadi salah satu bomber subur di Indonesia.
Faktor lain yang tak bisa dipandang remeh adalah kontrol emosi. Ferdinand merupakan salah satu contoh pemain dengan talenta berbakat di Indonesia yang kerap gagal mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena faktor emosi.
Catatan karier Ferdinand dalam masalah pengontrolan emosi sudah banyak diketahui banyak orang. Salah satu yang terparah ketika pemain berdarah Batak ini sampai memanjat pagar untuk mengejar penonton yang menyorakinya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Namun, jika dilihat di kompetisi TSC 2016, Ferdinand sudah tampak mulai kalem. Jarang sekali pemain ini berbuat onar karena sifat tempramental. Jika hal ini terus bisa dipertahankan Ferdinand, bukan tidak mungkin dia akan kembali menjadi sebagai salah satu striker menakutkan di Indonesia.
Penulis: Yosef Deny Pamungkas