Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak mendatar pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Investor sedang mencari sentimen baru yang mampu menggerakkan bursa pada perdagangan pekan ini.
Mengutip CNBC, Senin (18/7/2016), Indeks ASX 200 Australia naik 0,11 persen yang didorong oleh kenaikan saham-saham sektor keuangan.
Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,13 persen dan Indeks NZX 50 Selandia baru bergerak mendatar di 7.079,52. Bursa Jepang tutup untuk memperingati hari kelautan.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah kudeta militer yang gagal di Turki untuk menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada akhir pekan lalu menekan mata uang lira sehingga jatuh terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan uero.
Di AS, indeks ditutup campuran pada perdagangan Jumat lalu. Dow Jones Industrial Averange (DJIA) ditutup naik 10,14 poin atau 0,05 persen ke angka 18.516,55 dan indeks S&P 500 ditutup turun 2,01 poin atau 0,09 persen ke angka 2.161,74.
"Pasar Asia tampatnya tidak terlalu terganggu dengan penurunan indeks S&P 500 dan juga berita mengenai kudeta di Turki," jelas Angus Nicholson, analis pasar modal IG.
Namun, ia melanjutkan, ada kemungkinan kudeta yang gagal tersebut menjadi sentimen yang menggerakkan bursa Asia jika tak ada sentimen lain yang lebih besar.
Di pasar uang, dolar Australia berada di angka US$ 0,7579, menguat dari pekan sebelumnya yang ada di kisaran US$ 0,76. Pendorong penguatan dolar Australia ini karena data pertumbuhan ekonomi China menunjukkan angka yang lebih baik jika dibandingkan dengan perkiraaan. China merupakan mitra dagang utama Australia.
Harga minyak bergerak lebih rendah pada awal perdagangan di Asia. Minyak jenis Brent yang merupakan patokan harga dunia bergerak mendatar di US$ 47,60 per barel, sementara minyak mentah AS turun 0,26 persen pada US$ 45,83 per barel.