Pohon Apel Bersejarah Berusia 200 Tahun Mati Perlahan-lahan

Pohon aslinya pernah tersambar petir hingga roboh pada awal 1900-an, tapi kemudian menumbuhkan kembali akar-akar dan batangnya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 18 Jul 2016, 13:02 WIB
Pohon aslinya pernah tersambar petir hingga roboh pada awal 1900-an, tapi kemudian menumbuhkan kembali akar-akar dan batangnya. (Sumber Robert Rathbone via Daily Mail)

Liputan6.com, Nottingham - Sebatang pohon berusia sekitar 200 tahun dan telah menjadi bagian sejarah pertanian Inggris sepertinya akan mati perlahan-lahan karena terkena infeksi.

Pohon yang berada dalam halaman tempat tinggal di Nottingham ini menjadi cikal bakal apel Bramley yang terkenal di Inggris. Pohon ini tumbuh dari biji yang ditanam seorang anak perempuan bernama Mary Ann Brailsford antara 1809 dan 1815.

Sayangnya, seperti dikutip dari Daily Mail pada Senin (18/7/2016), rumah di Southwell itu sekarang kosong karena penghuninya yang lanjut usia, Nancy Harrison, sudah meninggal. Sebelum meninggal, wanita itu merawat pohon bersejarah yang sekarang diserang infeksi jamur madu tersebut.

Profesor Ted Cocking dari fakultas ilmu biologi Notthingham University mengatakan Harrison sangat mencintai pohon itu.

"Pohon itu terserang infeksi jamur dan tinggal menunggu waktu. Pohon itu bisa mati tahun ini, atau mungkin 10 tahun lagi," kata Profesor Cocking. 

"Tidak sepantasnya kota Southwell mengabaikan warisan ini karena pernah menikmati hasi seberat ratusan pound per tahun, halaman ini dirawat dan pohon itu dijaga." Pound adalah ukuran berat di Inggris, setara dengan sekitar 454 gram.

Pohon aslinya pernah tersambar petir hingga roboh pada awal 1900-an, tapi kemudian menumbuhkan kembali akar-akar dan batangnya. (Sumber Robert Rathbone via Daily Mail)

Harrison pindah ke 75 Church Street pada akhir Perang Dunia II, pada saat tunangannya meninggal karena pesawat tempurnyna tertembak di medan tempur pada 1944. Rumah itu sendiri dikenal dengan nama Bramley Tree House.

Wanita yang meninggal pada 2014 saat berusia 94 tahun dilaporkan pindah ke tempat keponakannya yang tinggal di dekat rumahnya. Halaman rumah menjadi tidak terawat.

Pohon apel itu sendiri telah tumbuh selama 20 tahun sebelum akhirnya berbuah pada 1837.

Berawal pada tahun 1876, Henry Merryweather, putra seorang ahli kebun setempat, melihat potensi apel tersebut. Ia mencangkok sejumlah pohon dari pohon asalnya sesuai dengan syarat dari pemilik rumah saat itu, Matthew Bramley, yang meminta agar komersialisasi pohon apel menyertakan namanya. Bahkan sebelum 1944 telah terjual lebih dari seperempat juta pohon ‘Bramley Seedling’ di perkebunan komersial Inggris dan Wales.

Pohon aslinya pernah tersambar petir hingga roboh pada awal 1900-an, tapi kemudian menumbuhkan kembali akar-akar dan batangnya. Setelah 90 tahun kemudian, profesor Cocking memimpin suatu tim yang menggunakan metode bioteknologi untuk membuat klon (clone) pohon tersebut dan berusaha keras membasmi jamur yang menyerbu.

Pohon aslinya pernah tersambar petir hingga roboh pada awal 1900-an, tapi kemudian menumbuhkan kembali akar-akar dan batangnya. (Sumber Robert Rathbone via Daily Mail)

Martin Stott menceritakan nasib pohon itu dalam blog The Storyteller's Garden dan berharap agar rumah serta halamannya dibeli dan dijadikan museum, atau ditawarkan kepada National Trust.

Stott menambahkan, "Buah-buah apel senilai jutaan poundsterling telah dihasilkan oleh pohon ini. Ia merupakan bagian besar warisan negeri, tapi malah dibiarkan mati menjadi sebuah onggokan."

Coulson Howard (55), keponakan Harrison, mengatakan bahwa pohon itu telah diperiksa oleh para ahli hortikultura, tapi tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menolongnya.

Howard menambahkan, "Apapun yang berpotensi untuk dipakai membinaskan jamur madu tersebut juga akan membunuh apa yang tersisa pada pohon tersebut."

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya