Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk orang miskin secara nasional tercatat sebanyak 28,01 juta jiwa per Maret 2016. Dari realisasi tersebut, penduduk miskin terbanyak berada di Pulau Jawa sebanyak 10,23 persen atau 14,97 juta jiwa, dan Jawa Timur sebagai Provinsi dengan 4,70 juta orang miskin.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, 14,97 juta penduduk miskin di Pulau Jawa, tersebar di perkotaan sebanyak 6,90 juta orang miskin dan 8,07 juta orang tinggal di pedesaan. Jika dibedah, jumlah penduduk miskin di Pulau Jawa pada Maret 2016 sebanyak 14,97 juta jiwa turun dibandingkan periode yang sama 2015 dengan realisasi 15,45 juta orang. Sedangkan Maret 2014, orang miskin di Indonesia mencapai 15,51 juta jiwa.
Advertisement
“Jadi lebih dari separuh orang miskin di Indonesia per Maret ini ada di Pulau Jawa,” kata Suryamin saat Rilis Profik Angka Kemiskinan di kantor BPS, Jakarta, Senin (18/7/2016).
Dia berharap, pembangunan infrastruktur di Jawa, seperti tol Trans Jawa dapat menyerap tenaga kerja di level menengah ke bawah lebih luas. Dampaknya sangat besar, meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat menekan angka penduduk miskin di Jawa.
“Jadi mudah-mudahan pembangunan jalan tol Trans Jawa yang sudah terealisasi ini bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak di level menengah ke bawah. Pembangunan infrastruktur terus dilanjutkan untuk menekan penduduk miskin di Jawa,” kata Suryamin.
Dari data BPS, Jawa Timur menjadi provinsi dengan penghuni orang miskin terbanyak per Maret 2016. Dari total 28,01 juta orang miskin, yang berada di Jawa Timur mencapai 4,70 juta jiwa. Provinsi kedua ditempati Jawa Tengah sebanyak 4,51 juta jiwa, Jawa Barat sebanyak 4,22 juta orang miskin.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin terbanyak kedua ditempati Pulau Sumatera dengan realisasi 6,28 juta jiwa. Ketiga diduduki Pulau Bali dan Nusa Tenggara 2,14 juta penduduk miskin, disusul Pulau Sulawesi sebanyak 2,11 juta jiwa, Pulau Maluku dan Papua sebanyak 1,54 juta penduduk miskin, dan terakhir di Pulau Kalimantan 970 ribu orang miskin.
“Tapi kalau dari prosentase penduduk miskin paling besar 22,09 persen di Pulau Maluku dan Papua. Karena ternyata jumlah orang miskin di sana naik dari 1,49 juta jiwa di Maret 2015 menjadi 1,54 juta orang di Maret 2016,” jelas Suryamin.
Menurutnya, ada beberapa Provinsi yang mencatatkan peningkatan garis kemiskinan lebih tinggi di kota dibanding desa. Sebagai contoh di Maluku, sambung Suryamin, garis kemiskinan di Rp 415.177 per kapita per bulan di desa, dan di kota Rp 412.980 di kota.
“Itu terjadi karena distribusi barang dari kota ke desa cukup jauh sehingga perlu marjin lebih tinggi. Faktor lain adanya perpindahan barang dari daerah urban, dan masyarakat di desa membeli barang eceran bukan partai besar yang justru membuat harga lebih mahal,” pungkas Suryamin.