Liputan6.com, Brussel - Komisioner Uni Eropa(UE) yang bertugas memonitor status permintaan Turki jadi anggota UE, curiga dengan kesigapan rezim Erdogan menahan pelaku kudeta militer.
Dalam kurun waktu 24 jam pemerintah Turki menangkap 3.000 hakim dan tentara yang dianggap telah melakukan kudeta militer. Angka itu membengkak hingga 2 kali lipatnya pada hari Minggu 17 Juli 2016.
Advertisement
"Timbul kecurigaan bahwa mereka telah mempersiapkan ini semua. Daftar nama sudah tersedia yang mengindikasikan kalau mereka telah mempersiapkan dan digunakan di waktu yang tepat-- yaitu kudeta," kata komisioner UE Johannes Hahn, seperti dilansir dari Reuters, Senin (18/7/2016).
"Saya sangat khawatir. Ini persis seperti apa yang kami (Uni Eropa) takutkan," ujar Hahn.
Komentar Hahn menambah konspirasi teori yang mendukung bahwa kudeta direncanakan oleh Presiden Erdogan sendiri. Terlebih, sebelumnya orang nomor satu itu mengatakan kudeta merupakan 'hadiah dari Tuhan'.
Kecurigaan yang lain datang dari sumber di militer Turki. Kepada Reuters, ia mengatakan, saat Erdogan kembali dari liburan tatkala mendengar kudeta, telah terjadi 'kegawatan' di pesawat yang ditumpanginya.
"Setidaknya ada dua F-16 mencoba mengacaukan pesawat yang ditumpangi Erdogan. Mereka mengunci radar dan siap menembak," ungkap sumber itu.
Namun, kedua jet itu tidak melakukan apapun selain mengancam menembak.
"Mereka tak jadi menembak itulah yang menjadi misteri," lanjutnya.
Setelah pesawat Erdogan berhasil keluar dari radar, dua jet itu baru menembakkan peluru. "Seperti rekayasa kalau Erdogan 'selamat dari kematian'," beber sumber itu.