Pabrik Bir Guiness di Dublin Terbakar

Kebakaran melanda sebuah pabrik pembuatan bir Guiness di Dublin, Irlandia. Pemerintah Nepal meningkatkan pengerahan polisi di ruas ruas jalan kota besar untuk mengantisipasi kericuhan yang mungkin terjadi.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Des 2009, 06:24 WIB
Pabrik Bir di Dublin Terbakar

Liputan6.com, Dublin: Kebakaran melanda sebuah pabrik pembuatan bir Guiness di Dublin, Irlandia, Senin (21/12). Sebuah gudang penyimpanan di pabrik itu hancur dilalap api, sementara dua petugas pemadam kebakaran cedera dalam upaya memadamkan api. Pihak pemadam kebakaran melaporkan 15 regu petugas pemadam dikerahkan ke lokasi dan berhasil mengendalikan kebakaran dalam waktu tiga jam. Penyebab kebakaran sendiri masih diselidiki namun diketahui api mulai berkobar saat petugas kontruksi tengah memperbaiki atap sebuah gedung di kawasan pabrik.

Keamanan di Kathmandu Diperketat

Kathmandu: Pemerintah Nepal meningkatkan pengerahan polisi di ruas ruas jalan kota besar untuk mengantisipasi kericuhan yang mungkin terjadi, menyusul aksi mogok nasional yang digalang kelompok Maois yang memprotes sikap Presiden Nepal. Keributan sempat terjadi saat pengunjuk rasa membakar sejumlah kendaraan. Dalam aksi tersebut tidak ada bentrokan antara polisi dengan pengunjuk rasa. Aksi mogok para pendukung Maoist digelar untuk memprotes Presiden Ram Baran Yadav yang dituding bertindak tidak konstitusional saat menganulir keputusan pemerintahan sebelumnya ketika  memecat kepala angkatan bersenjata.

Kereta Tergelincir, Dua Orang Tewas

Kibera: Kecelakaan kereta merenggut dua korban jiwa di Kibera, Kenya. Insiden kemarin terjadi ketika sebuah kereta kargo yang membawa minyak goreng tergilincir keluar rel dan menyeruduk para pejalan kaki di sisi rel. Selain dua korban tewas, dilaporkan sejumlah orang masih terjebak di antara gerbong kereta. Insiden sempat memancing keributan polisi dan warga yang berupaya menjarah isi gerbong kereta kargo, namun polisi berhasil mengendalikan keadaan. Penyebab kecelakaan belum diketahui pasti,  namun diduga dipicu minimnya pemeliharaan infrastruktur kereta.(ADO)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya