Liputan6.com, Jakarta- MotoGP 2016 memasuki libur musim panas. Setelah GP Jerman di Sirkuit Sachsenring, Minggu (17/7/2016) tidak ada balapan selama tiga minggu kedepan. Seri berikutnya baru dgelar 14 Agustus 2016 di Austria.
Sayangnya liburan musim panas ini akan terasa tidak menyenangkan bagi pembalap veteran Valentino Rossi. Kesalahan fatal Rossi di Sachsenring membuatnya terancam tidak bisa menjadi juara dunia.
Rossi harus puas finis di posisi delapan di GP Jerman. Akibatnya pria Italia itu semakin tertinggal dari Marc Marquez yang memuncaki klasemen. Rossi kini terpaut 59 angka setelah Marquez keluar sebagai juara GP Jerman.
Baca Juga
Advertisement
Pembalap Movistar Yamaha itu sebenarnya bisa memangkas jarak dengan Marquez andai tidak keras kepala dan bersedia menuruti permintaan timnya.
Rossi memulai balapan GP Jerman yang berlangsung dalam kondisi basah dengan sangat baik. Rossi terlibat persaingan ketat dengan Andrea Dovizioso, Jack Miller, hingga Hector Barbera. Sedangkan Marquez tercecer di luar tujuh besar akibat sempat keluar lintasan pada lap kesepuluh.
Kecerdikan Marquez mengubah segalanya. Pada pertengahan lomba atau lap ke-17, lintasan mulai kering. Dengan cerdik Marquez mengganti motornya menjadi ban slick.
Sedangkan Rossi memilih terus membalap dengan basah meski lintasan sebagian besar sudah mulai mengering. Dia melanjutkan pertarungan dengan empat pembalap lainnya.
Rossi bahkan mencampakkan permintaan tim Movistar Yamaha yang memintanya mengganti motor pada lap ke-20. Rossi baru masuk pit tiga lap kemudian. Itupun setelah melihat pembalap di depannya masuk itu.
Akibat terlalu lama memakai ban basah, Rossi semakin didekati oleh Marquez. Hasilnya Marquez mampu memimpin balapan begitu Rossi dan tiga pembalap di depan masuk pit mengganti motor.
"Masalah terbesar, saya sangat lambat di fase kedua balapan dengan ban intermediate pada trek yang berubah kering," kata Rossi seperti dikutip dari Motorsport.
"Tentu strateginya salah, saya bisa saja masuk pit dua atau tiga lap lebih awal, tapi itu tak akan mengubah banyak. Jika saya stop lebih cepat, saya mungkin di posisi enam saja."
"Saya susul menyusul dengan Cal Crutchlow dan Dovizioso, tapi setelah saya masuk trek kembali, saya kurang dapatkan feeling dengan motor. Saya sangat lambat dan saya tak rasakan efek ban," ujar Rossi, kecewa.
"Pada akhirnya, saya kehilangan kesempatan untuk rebut banyak poin. Ini disayangkan karena di kondisi normal, kami bisa rebut podium."
Sangat berat bagi Rossi untuk bisa menjadi juara dunia tahun ini mengingat selain tertinggal 59 angka, Rossi juga sudah tiga kali gagal finis musim ini. Di era modern, belum pernah ada pembalap yang bisa menjadi juara dunia MotoGP setelah gagal mendapat poin di tiga balapan.