Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat bahkan mencetak rekor tertinggi baru pada penutupan perdagangan saham awal pekan ini. Laporan kinerja keuangan Bank of America lebih baik dari harapan dan akuisisi di sektor teknologi menjadi tenaga pendorong bursa saham AS.
Di sektor teknologi, SoftBank sepakat untuk membeli produsen chip ARM Holdings senilai US$ 32 miliar. Aksi korporasi itu mengangkat harga saham ARM naik 40,5 persen, dan mendorong sektor saham teknologi alami penguatan terutama di indeks saham S&P 500.
Laporan keuangan Bank of America yang positif mampu mengangkat saham bank. Saham Bank of America naik 3,3 persen menjadi US$ 14,11 sehingga membantu mengangkat indeks saham S&P sektor keuangan naik 0,4 persen.
"Katalis positif berasal dari optimisme ekonomi. Hal yang menjadi penting pelaku usaha dan investor merevisi angka keuntungan," ujar Jim Paulsen, Chief Investment Strategist Wells Capital Management seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (19/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 16,5 poin atau 0,09 persen ke level 18.553,05. Indeks saham S&P 500 menguat 5,15 poin atau 0,24 persen ke level 2.166,89. Indeks saham Nasdaq mendaki 26,20 poin atau 0,52 persen ke level 5.055,78.
Adapun laporan kinerja perusahaan menjadi katalis di bursa saham AS pada pekan ini. Berdasarkan data Reuters, pendapatan perusahaan yang masuk komponen S&P 500 akan melambat menjadi 4,5 persen pada kuartal II. Diharapkan banyak perusahaan dapat mengalahkan konsensus analis. Kinerja keuangan kuartal III diharapkan tumbuh positif dengan naik 1,5 persen.
"Kelihatannya konsensus merespons positif untuk pendapatan indeks S&P 500. Jika demikian maka ini momentum bangun fundamental untuk kinerja keuangan kuartal III dan IV," kata Bucky Hellwig, Senior Vice President BB&T Wealth Management.
Adapun volume perdagangan saham sekitar 5,6 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata harian perdagangan saham sekitar 7,7 miliar saham. (Ahm/Ndw)