Liputan6.com, Jakarta - Setelah diumumkan sebagai salah satu rumah sakit yang nengedarkan vaksin palsu, kegiatan pelayanan medis di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, hampir lumpuh total. Hanya kegiatan pengobatan di ruang rawat inap yang masih berjalan seperti biasa karena masih ada pasien.
Direktur Utama RS Harapan Bunda Finna menyesalkan sikap orangtua korban vaksin palsu yang telah melumpuhkan aktivitas medis di rumah sakit.
Advertisement
"Kami berempati melihat korban, kami juga menyadari kalau anak kami jadi korban bagaimana? Tapi kami menyesali juga lumpuhnya kegiatan rumah sakit," kata Finna melalui Kuasa Hukumnya, Andri di RS Harapan Bunda Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016).
Ia mengimbau kepada para orangtua yang tergabung dalam Aliansi Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda untuk tetap kondusif dan tidak melulu menunjukan protesnya dengan keributan. Sebab ada pasien rawat inap yang membutuhkan ketenangan beristirahat agar kondisi mereka cepat pulih.
"Pasien di dalam (ruang rawat inap) juga butuh ketenangan. Kami harap teman-teman yang berjuang, jangan mengganggu hak-hak orang lain juga," ujar Andri.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, suasana RS Harapan Bunda berangsur kondusif setelah tim medis dari RS Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, RS Polri Dokter Said Sukanto dan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memberikan layanan vaksin ulang gratis bagi siapa pun anak yang terindikasi terpapar vaksin palsu.
Area poliklinik yang semula dikuasai Aliansi Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda saat ini telah diambil alih petugas dari pemerintah.
Meja crisis center para orangtua yang semula di area poliklinik pun kini bergeser ke samping gedung RS Harapan Bunda. Spanduk-spanduk tuntutan yang dipasang para orang tua di lobi rumah sakit juga telah dicopot atas perintah aparat.