Liputan6.com, Bandung - PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat nilai transaksi industri hulu minyak dan gas bumi (migas) pada semester 1 2016 mencapai Rp 70 triliun, naik dibandingkan periode yang sama di 2016.
Vice President Divisi Transaksional Banking Sevices BNI Sri Indira mengatakan, dari 81 yang Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang sudah berproduksi di Indonesia, yang memanfaatkan transaksi lewat BNI sebanyak 46 KKKS.
"Jadi BNI menguasai mayoritas di perusahaan migas, jadi sangat dominan BNI di oil and gas," kata Sri saat menghadiri gathering media SKK Migas di Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Sri, transaksi industri hulu migas yang memanfaatkan fasilitas dari BNI terus meningkat. Pada 2014 mencapai Rp 115 triliun, naik menjadi Rp 125 triliun di 2015 dan 2016 mencapai Rp 70 triliun. Sedangkan sampai akhir 2016 diperkirakan mencapai Rp 150 triliun.
"Lihat transaksinya seiring pertumbuhan nasabah pindah ke BNI semakin lama semakin naik. Di 2015 ada Rp 125 triliun, di 2016 Juni sudah Rp 70 triliun, bisa sampai Rp 150 triliun. Karena semeter 1 sudah Rp 70 triliun," ungkap Sri.
Saat ini BNI hanya menangani keuangan pada tahap produksi dan transaksi antara KKKS dengan vendor saja dan belum mencakup pada tahap pencarian migas atau eksplorasi.
"Pembiayaan eksplorasi untuk perbankan belum, kita hanya untuk migas produksi dengan vendornya," tutur Sri.
Pemberian pembiayaan untuk sektor energi yaitu migas dan kelistrikan memiliki porsi 13 persen dari total pembiayaan yang diberikan BNI. Pembiayaan tersebut terus naik sampai kuartal kedua tahun ini mencapai 50 persen.