Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap RS Harapan Bunda dapat kembali beroperasi seperti semula. Terutama, setelah pihaknya mengambil alih tanggung jawab vaksin ulang bagi korban-korban vaksin palsu rumah sakit tersebut.
Pantauan Liputan6.com, tim medis dari Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto (RS Polri), dan RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto menggelar pelayanan vaksin ulang gratis dan konsultasi kesehatan anak di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Selasa 19 Juli 2016.
Advertisement
"Besok (Rabu 20 Juli 2016) enggak ada (vaksin ulang di RS Harapan Bunda). Rumah sakit harus berjalan seperti semula. Karena pelayanan di sini bukan imunisasi saja, tapi melayani masyarakat secara keseluruhan," ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Koesmedi di RS Harapan Bunda, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa 19 Juli 2016.
Koesmedi menilai kegiatan operasional RS Harapan Bunda harus kembali pulih, pascalumpuh karena digeruduk keluarga korban vaksin palsu.
"Dibuka dong (rumah sakitnya), makanya itu jangan diganggu. Kasihan dong masyarakat sekitar sini yang mau berobat," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, suasana RS Harapan Bunda yang selama empat hari belakangan dibumbui perselisihan dan makian orangtua korban terhadap pihak rumah sakit berangsur kembali tenang. Terutama sejak diselenggarakannya vaksin ulang oleh Pemprov DKI, TNI, dan Polri.
Pada Selasa pukul 18.00 WIB, hanya terlihat beberapa orangtua korban lalu lalang di meja Crisis Center Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda yang mereka dirikan sendiri. Meja yang semula berada di dalam gedung pun dikeluarkan ke samping gedung supaya tak mengganggu proses vaksinasi ulang.
Pemandangan ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya, di mana para orang tua korban menduduki gedung hingga malam hari.
Sementara itu, dua akses menuju gedung utama ditutup rapat-rapat oleh manajemen rumah sakit, supaya gedung tak kembali dikuasai para orang tua. Terlihat pintu kaca di lobi depan ditutup rapat dan gagangnya dililitkan tali rafia supaya tak mudah dibuka.
Pun demikian pintu samping gedung yang menyambung yang oleh manajemen ditutupi kayu tebal, yang dipaku ke tembok rumah sakit. Spanduk-spanduk tuntutan orangtua yang terpasang di lobi depan pun dicopot oleh petugas RS Harapan Bunda.