Liputan6.com, Jakarta - Film laga berbalut fiksi ilmiah kini tengah bangkit kembali di bioskop dunia. Belum lama rasanya kita menyaksikan Star Wars: The Force Awakens dan Independence Day: Resurgence, kini datang Star Trek Beyond yang diharapkan bisa lebih memuaskan penonton.
Jangan lupa, ada satu hal istimewa di film ini untuk penonton Indonesia. Joe Taslim, ikut ambil bagian dalam film yang disutradarai Justin Lin ini. Ia pun kebagian peran sebagai Manas, yang durasi kemunculannya lumayan berpengaruh dalam film ini.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum masuk ke persoalan sepak terjang Joe Taslim di Star Trek Beyond, ada baiknya kita mengetahui gambaran besar film ini terlebih dulu.
Kisah Star Trek Beyond bermula ketika Kapten Kirk (Chris Pine) dan awak kapal USS Enterprise menemukan sebuah artefak kuno. Setelah itu, mereka tiba-tiba kedatangan seorang tamu yang membuat Kirk terdorong untuk melakukan misi penyelamatan.
Sayangnya ketika USS Enterprise sedang menjalankan misinya, tiba-tiba mereka diserang oleh sekumpulan pesawat alien hingga terdampar di Starbase Earhart, sebuah planet tak berpenghuni. Kru Enterprise lalu menemukan diri mereka dalam pertarungan dengan musuh baru dan berbahaya, yang mengincar artefak tersebut.
Star Trek Beyond disutradarai oleh Justin Lin yang sebelumnya menggarap empat film Fast and Furious. Perbedaan yang sangat kentara dari dua film Star Trek sebelumnya, adalah porsi adegan laga yang lebih banyak. Terutama, bagian yang melibatkan Joe Taslim. Meski jarang mengucap dialog, dalam film ini karakter Manas yang ia mainkan memegang kedudukan yang lumayan penting.
Namun, masih banyak racikan bumbu serupa seperti dua film sebelumnya, Star Trek dan Star Trek Into Darkness. Apalagi dalam hal penjelasan hukum fisika dan hal-hal ilmiah lain yang berkenaan dengan astronomi.
Salah satu kelebihan film ketiga dari franchise daur ulang Star Trek yang dimulai sejak 2009 ini, adalah alur ceritanya yang sangat jelas dan tidak berbelit-belit. Adegan aksinya tidak terkesan dipaksakan, drama yang ditaburkan pun tak terlalu berlebihan.
Star Trek Beyond berhasil mengimbangi kualitas dua film pertamanya. Watak para tokoh utamanya juga digambarkan selaras dengan skenario ceritanya, masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya Jaylah (Sofia Boutella), karakter baru dalam film ini. Dengan sifatnya yang slenge'an, karakter ini dengan mudah merebut simpati penonton.
Namun ada beberapa hal yang mungkin saja mengganggu pikiran beberapa penonton. Film ini kembali menyorot kematian banyak kru kecil Enterprise di tengah peperangan. Sehingga, mungkin saja ada kesan tak adil ketika diperlihatkan bahwa karakter yang selamat adalah kru dengan jabatan tinggi di Enterprise.
Selain itu, konflik antara para kru Enterprise dengan musuh barunya terlihat kurang intens. Ada kesan Star Trek Beyond terlalu luas dalam mengambil ruang lingkupnya, sehingga interaksi antar karakternya terlihat kurang mendalam.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, Star Trek Beyond juga memiliki kelebihan dalam hal efek visual baik itu penggambaran sebuah tempat maupun adegan pertempurannya. Film ini mungkin juga membangkitkan imajinasi tentang kemungkinan dibuatnya koloni luar angkasa nan indah di masa depan.
Intinya, bagi Anda yang hendak menikmati akhir pekan, film ini bisa menjadi tontonan yang tepat. Star Trek Beyond wajib disaksikan para penggemar Star Trek karena di akhir film ada penghormatan terhadap mendiang Leonard Nimoy dan Anton Yelchin.