Liputan6.com, Sleman - Selain berdampak positif, kemajuan teknologi informasi juga dimanfaatkan sekelompok orang melakukan propaganda negatif seperti radikalisme dan terorisme.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Rabu (20/7/2016), propaganda semacam ini rupanya ampuh menarik simpatisan dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Advertisement
Untuk memerangi propaganda itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya menangkal propaganda itu.
Salah satunya dengan melatih puluhan remaja di berbagai daerah, untuk menyerukan anti-terorisme melalui berbagai website dan media sosial.
Sejak 1998, dunia maya dimanfaatkan kelompok radikal untuk menyebarkan paham mereka. Penggunaan internet terus berkembang dari ribuan hingga mendekati 10 ribu website ajakan radikalisme pada 2014.
Bahkan pada serangan teroris di Nice, Prancis, para teroris berkomunikasi dengan fasilitas chat pada gim online.