Liputan6.com, Kuta - Seorang turis Australia dilarikan ke rumah sakit di Bali setelah mengalami gejala seperti keracunan tak lama menenggak minuman beralkohol. Ia diduga keracunan metanol dari minuman beralkohol racikan.
Wanita asal Perth, Jen Neilson tersebut dilarikan ke rumah sakit setelah dia tiba-tiba mengeluh sangat sakit pada perutnya. Ia lalu diberitahu memerlukan operasi darurat untuk menghapus zat dari pankreas.
Advertisement
Kini Neilson berada dalam perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Bali, dengan dugaan keracunan metanol.
Wanita berusia 25 tahun itu mengatakan kepada Seven News, awalnya ia pikir mabuk parah setelah minum alkohol bersama teman-teman di Kuta. Tapi dokter mengatakan, mereka menemukan sesuatu yang jauh lebih serius terjadi padanya.
"Mereka menemukan cairan nekrotik atau sesuatu seperti itu di pankreas," kata Neilson.
Turis Australia itu sekarang menghadapi tagihan medis lebih dari $ 50.000. Teman-temannya telah menetapkan penggalangan dana untuk membantu membayar pengobatan tersebut.
"Asuransi perjalanan nya berakhir di hari dia harus dilarikan ke rumah sakit, sehingga pembayarannya ditolak," kata teman Neilson, Lilian Tagliari seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (21/7/2016).
"Dia akan perlu menghabiskan lebih banyak uang setelah operasi. Ia diberitahu harus tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama."
Halaman penggalangan dana untuk Neilson sejauh ini telah menghasilkan $ 4.880.
Keracunan metanol belum dikonfirmasi sebagai penyebab penyakit Neilson, tetapi telah dikaitkan dengan kematian dan cedera serius warga Australia lainnya di Bali, akibat keracunan minuman beralkohol buatan rumahan yang dijual bebas.
Pada tahun 2013, Perth remaja Liam Davies meninggal setelah minum alkohol dengan metanol di bar Lombok pada malam tahun baru.
Sementara turis wanita Perth bernama Tess Mettam, dilaporkan buta selama dua hari setelah minum dua koktail di Kuta Bar pada Desember 2013.
Sejauh ini, tingkat bahaya metanol dalam minuman alkohol racikan di seluruh Bali menjadi perhatian bagi Pemerintah Australia. Wisatawan dari Negeri Kanguru pun diimbau untuk mempertimbangkan risiko mengonsumsi minuman tersebut.
"Minum hanya di tempat berlisensi terkemuka, dan hindari minuman beralkohol buatan sendiri. Anda harus menyadari bahwa label pada botol mungkin tidak akurat dan penggantian isi bisa saja terjadi...," imbau pemerintah Australia.