Liputan6.com, Jakarta - Sriwijaya FC adalah salah satu tim besar di Indonesia. Di era Liga Indonesia, mereka mampu menjadi juara pada 2007-08. Tim berjuluk Laskar Wong Kito tersebut kembali juara di era ISL pada 2011-12.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, gelar lain juga didapat yakni Piala Indonesia 2008, 2009, dan 2010. Setelah sempat gagal di Piala Presiden 2015 dan Piala Jenderal Sudirman 2015, Sriwijaya FC mencoba meretas asa untuk kembali berprestasi di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Laskar Wong Kito memercayakan skuat tim kepada mantan striker timnas Indonesia, Widodo C Putro.
Widodo tak membongkar tim secara frontal. Dia tetap mempertahankan sebagian besar skuat peninggalan Benny Dollo. Tiga pemain asing yakni Hilton Moreira (Brasil), Alberto Goncalves (Brasil), dan Yun Hyun Koo (Korsel) tetap dipertahankan. Laskar Wong Kito menambah satu pemain asing pada diri Aparecido Maciel Leal untuk menggantikan Thierry Gathuessy yang terpaksa dilepas klub karena menderita sakit.
Bermodal skuat sebagian besar pemain lama, Widodo mudah dalam menangani tim. Sebagian besar pemain telah saling kenal. Hanya saja, dalam dua laga awal, Laskar Wong Kito hanya bermain seri yakni melawan Persib Bandung dan Persiba Balikpapan. Tapi, itu tetap diapresiasi karena mereka bermain tandang.
Mental juara Sriwijaya baru muncul pada pekan ke-3. Menjamu tim kejutan Madura United, Alberto Goncalves cs mampu meraih kemenangan besar 5-0. Sempat kalah di kandang Persegres Gresik United, Sriwijaya bangkit lagi sejak pekan ke-7 hingga ke-9. Mereka meraih tiga kemenangan beruntun dan didapat dari lawan-lawan berat yakni PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persipura Jayapura.
Namun, pada pekan ke-10, rentetan kemenangan dalam tiga laga terakhir terhenti di kandang Semen Padang. Sriwijaya kalah 1-2 di Stadion H Agus Salim. Meski begitu, bertengger di posisi ketiga membuktikan bahwa Sriwijaya masih konsisten dalam memupuk mental juara.
Andalkan Laga Kandang
Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring menjadi salah satu senjata untuk bisa mendapat poin maksimal. Hingga saat ini, Sriwijaya belum terkalahkan saat bermain dalam laga kandang. Dari 4 laga mereka menang 3 kali dan seri satu kali. Prinsip Widodo adalah tak boleh kehilangan poin saat berlaga di publik sendiri. Dukungan dari suporter sebisa mungkin dimanfaatkan untuk meraih kemenangan.
Di bawah Widodo, Sriwijaya tetap mengedepankan ciri khasnya yakni memainkan gaya ofensif. Kerap memainkan pola 4-3-3, Laskar Wong Kito berhasil menyarangkan 14 gol ke gawang lawan atau rata-rata 1,4 gol per laga.
Statistik Sriwijaya juga cukup mengesankan. Dari 10 laga berhasil melepaskan 83 tembakan dan 39 diantaranya tepat sasaran. Ini menandakan bahwa Sriwijaya memang mendewakan sepak bola ofensif. Selain itu, Sriwijaya juga kokoh dalam pertahanan. Itu tak lepas dari kepiawaian kiper mereka, Teja Paku Alama dalam mengamankan gawangnya. Hingga pekan ke-10, dia sudah melakukan 36 penyelamatan.
Pada pekan ke-11, Sriwijaya kembali bermain di Gelora Sriwijaya Jakabaring dengan menjamu Persela Lamongan. Mental juara yang mereka miliki bakal membuat Hilton cs kembali menuai kemenangan setelah pekan lalu kalah di kandang Semen Padang.
Sriwijaya FC:
Julukan: Elang Andalas, Laskar Wong Kito
Berdiri: 1976
Stadion: Gelora Sriwijaya Jakabaring
Pelatih: Widodo C Putro
Prestasi: Juara Liga Indonesia 2007-08, Juara ISL 2011-12, Juara Piala Indonesia (2008, 2009, 2010), Juara Indonesian
Community Shield 2010, Juara Indonesian Inter Island Cup (2010, 2012)
Penulis: I. Eka Setiawan