Teman Kedapatan Berjudi, Anggota DPRD Cirebon Coba Lobi Polisi

Rekan anggota DPRD Cirebon menilai ada kejanggalan dalam penangkapan empat temannya dalam kasus judi.

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Jul 2016, 06:34 WIB
Ilustrasi judi. (Istimewa)

Liputan6.com, Cirebon - Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menggerebek lima anggota DPRD Kabupaten Cirebon di Hotel Park, Kota Bandung. Mereka diduga bermain judi kartu usai melaksanakan kegiatan dinas Bimbingan Teknis (Bimtek) di hotel yang sama.

Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Mustofa membenarkan adanya penggerebekan terhadap mereka. Hanya saja, Mustofa mengaku ia mengetahui saat penggerebekan telah selesai.

"Saya saat itu pukul 02.00 WIB sedang tidur di kamar dan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Saya buka ternyata Ketua Fraksi PDIP, Suherman yang memberikan informasi mengenai penggerebekan tersebut," ucap Mustofa melalui sambungan telepon di Cirebon, Kamis malam, 21 Juli 2016.

"Dengan kata lain, saya baru tahu begitu ada yang membangunkan saja dan katanya kejadian penggerebekan itu berkisar pada (Kamis dini hari) pukul 00.00–01.00 WIB," Mustofa menambahkan.

Dia mengatakan, belum ada kejelasan tindak pidana yang disangkakan kepada lima anggota dewan tersebut. Oleh sebab itu, Mustofa mengaku belum bisa memberikan informasi detail mengenai tindak pidana yang dilakukan.

Termasuk juga adanya dugaan sabotase yang dilakukan oleh anggota dewan lainnya, Mustofa enggan berspekulasi. Namun, dalam kesempatan ini Mustofa membenarkan tindakan yang dilakukan oleh kepolisian atas dasar pengaduan dari masyarakat.

"Jadi, saya sendiri belum mengetahuinya ya karena saat ini juga saya sedang di Mapolda untuk mencari tahu. Apakah perjudian atau seperti apa tindak pidananya, kita belum mengetahui karena kembali lagi kita belum bisa menemui mereka dan Kapolda atau jajarannya," politikus PDIP ini menambahkan.

Disinggung mengenai siapa saja yang tertangkap dalam penggerebekan perjudian itu, Mustofa menyebutkan lima nama. Hanya saja, Mustofa juga menyebutkan AF, salah satu dari lima nama itu, bertindak sebagai saksi.

"Iya kalian juga mungkin sudah mengetahuinya lah. Kalau AF ini merupakan saksi," ia mengungkapkan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, awalnya petugas kepolisian mengamankan sembilan orang dari kamar anggota Dewan berinisial AF yang kini dijadikan saksi. Namun, empat orang dilepaskan kembali, sedangkan lima lainnya termasuk AF masih diperiksa intensif.

Empat anggota lainnya yang masih di Mapolda Jabar sendiri diketahui adalah S, HS, AS, dan T. Kelimanya masih terus diperiksa kepolisian.

Informasi lain menyebutkan, penggerebekan ini berasal dari laporan masyarakat terkait penyalahgunaan narkoba. Bahkan, anggota Dewan yang saat ini masih berada di Polda Jabar dites urine guna mengetahui ada atau tidaknya kandungan narkoba di tubuh mereka.

Salah seorang legislator Kabupaten Cirebon yang enggan disebutkan namanya mengaku, penangkapan kelima rekan sejawatnya itu terkesan janggal. Sebab, malam itu sekitar pukul 00.00 WIB, petugas kepolisian hanya menggerebek satu kamar saja.

"Memang hanya satu kamar saja yang didatangi. Kamar lainnya clear dan tidak didatangi oleh kepolisian. Termasuk kamar saya juga tidak diperiksa atau digeledah," ujar dia.


Ada Kejanggalan

Ia menjelaskan pula, kelimanya saat itu diketahui tengah menggelar permainan judi kartu. Hanya saja, pemilik kamar, AF tidak ikut serta bermain dan hanya kamarnya saja yang dipergunakan.

"Saya dengar seperti itu. Saya sendiri kaget ketika mengetahui kejadian tersebut. Saat ini, mereka masih menjalani pemeriksaan di Polda. Kalau kasusnya sendiri hanya perjudian saja yang baru diketahui," ia menambahkan.

Dia membeberkan adanya dugaan tindakan sabotase yang dilakukan anggota Dewan lainnya. Merujuk pada janggalnya penggerebekan, dia meyakini adanya permainan di luar kejadian yang mencoreng nama institusi DPRD Kabupaten Cirebon ini.

"Kalau tidak seperti itu lalu bagaimana kepolisian bisa mengetahuinya. Tapi, kita sendiri belum mengetahui jelas seperti apa karena sampai dengan saat ini, mereka masih dilakukan pemeriksaan," ujar dia.

Hanya Satu Kamar Digerebek

Adapun Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Yuningsih menilai penangkapan kelima anggota DPRD Cirebon di Bandung, terdapat kejanggalan.

Dia mengatakan, saat penggerebekan, jajaran Direktorat Reserse Kriminal Polda Jabar hanya menggerebek di satu kamar. Yakni, kamar 707 lantai 7.

Yuningsih menambahkan, pihak kepolisian langsung fokus melakukan penangkapan di kamar 707. Sedangkan, kamar lainnya tidak digeledah.

"Lima anggota Dewan yang terlibat kasus judi semuanya kita tinggal, karena masih diperiksa di Polda. Tapi, kami tidak tahu berapa lama mereka akan di sana, karena kita belum bicara soal sanksi. Upaya kita saat itu fokus pada upaya lobi-lobi. Ujungnya tetap tidak bisa," ucap dia saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis malam, 21 Juli 2016.

Sambil menangis, politikus PKB ini mengaku sudah maksimal melobi pihak kepolisian. Tapi, upaya tersebut gagal karena Kapolda Jabar yang sekarang belum lama menjabat dan persoalan ini keburu tercium media.

"Ya memang tujuannya baik, untuk memberantas narkoba dan perjudian di wilayahnya," kata dia.

Yuningsih mengaku sangat terpukul melihat rekannya terseret kasus hukum. Padahal, mereka iseng-iseng menggelar permainan judi itu.

"Iya rekan kami ditangkap kepolisian. Ini benar-benar musibah," ujar dia.

"Ini benar-benar tamparan yang hebat dan sangat sakit sekali bagi kami. Meski demikian, kami ambil hikmahnya dari kejadian ini," ucap Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya