Liputan6.com, Jakarta Festival musik "Ijen Summer Jazz" akan diadakan tiga kali tahun ini, yaitu pada 30 Juli, 10 September dan 22 Oktober di Kecamatan Licin, Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut inisiator Jazz Gunung Sigit Pramono, hal itu dibuat untuk memenuhi keinginan pecinta musik jazz dan memberikan pengalaman menikmati jazz di alam terbuka.
Advertisement
"Di Ijen tidak seperti di Bromo, kalau di Bromo amphiteaternya berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut dan dapat sekarang menampung 2000 orang, kalau di Ijen tempatnya lebih kecil untuk itu kita adakan tiga kali," kata Sigit saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan tempat di Ijen hanya dapat menampung 300 orang dan berada di ketinggian 600 meter di permukaan laut.
Menurut Sigit, memang agak sulit menemukan tempat datar di Gunung Ijen, dan Kecamatan Licin mempunyai permukaan yang cukup datar, namun tidak terlalu luas.
"Tidak mungkin juga kita menggelar di dekat kawah Ijen karena berbahaya dan tidak diperbolehkan," kata dia.
Dia menyarankan bagi para penonton untuk meluangkan waktu satu hari agar setelah menonton pertunjukan jazz dapat mendaki menikmati kawah Ijen.
Seperti di Bromo, festival di Ijen juga dilengkapi dengan galeri foto lanskap Gunung Ijen.
Pada kesempatan pertama akan tampil Nia Artsen dan juga Syaharani and Queen Fire Works.
Menurut Sigit, para musisi saat bermain di tempat yang dingin akan lebih mengeluarkan energi dan bersemangat.
"Mereka memainkan lagu yang sama, namun ketika berada di gunung energi para musisi lebih menggebu dan semangat dan hal itu membuat pertunjukkan menjadi berbeda jika melihat mereka di indoor," kata dia.
Acara Ijen Summer Jazz merupakan pergelaran pertama dari Jazz Gunung Indonesia di wilayah Ijen.
Setelah tujuh kali menyelenggarakan Jazz Gunung di Bromo.