Liputan6.com, Jakarta - Orangtua korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Gugatan tersebut dilayangkan oleh salah satu orangtua bernama Maruli Silaban. Melalui kuasa hukumnya, ia mengaku terpaksa menggugat RS Harapan Bunda karena tidak kunjung memberi kejelasan.
Kuasa hukum Maruli, Rony Hakim mengatakan, selama ini pihak rumah sakit tidak juga mau bersikap terbuka kepada pihak keluarga. Setiap upaya mediasi yang dilakukan tidak pernah ditanggapi oleh RS Harapan Bunda.
"Soal vaksin ulang, itu adalah program pemerintah bukan tanggung jawab rumah sakit Harapan Bunda. Karena Harapan Bunda 5 kali kami meminta waktu bertemu, sampai sekarang tidak pernah di-openi," ujar Rony di PN Jakarta Timur, Jumat (22/7/2016).
Karena itu pula, Maruli memutuskan untuk langsung mengajukan gugatan, sehingga semua permintaan terutama soal transparansi rekam medik anak dapat dijalankan oleh pihak rumah sakit.
"Oleh karena itu, cukup dan selayaknya biarkan pengadilan memanggil untuk mendengarkan bagaimana pertanggungjawaban hukumnya," imbuh dia.
"Masalah dualisme pemikiran soal vaksin ulang kan kita tidak tahu apakah anak kita kena atau tidak. Yang tahu dokter dan rumah sakit ternyata mereka tidak membuka diri untuk memberikan penjelasan secara akurat," jelas dia.
Rony mengajukan gugatan perdata atas pelanggaran hukum yang dilakukan Rumah Sakit Harapan Bunda dan dokternya. Aturan yang diduga dilanggar adalah UU KUH Perdata Pasal 1365 jo Pasal 1367, UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 52, UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 46, dan UU No 8 Tahun 1999 Pasal 3 dan 4 tentang Perlindungan Konsumen.
Orangtua Korban Vaksin Palsu Gugat RS Harapan Bunda ke Pengadilan
Maruli beranggapan, setiap upaya mediasi yang dilakukan keluarga korban tidak pernah ditanggapi RS Harapan Bunda.
diperbarui 22 Jul 2016, 16:18 WIBPuluhan orangtua korban vaksin palsu menunggu di depan RS Harapan Bunda, Jakarta, Kamis (14/7). Mereka menuntut pihak rumah sakit memberi penjelasan atas kasus vaksin palsu yang kemungkinan besar juga diberikan kepada anaknya.(Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mana Dulu, Sedekah ke Anak Yatim atau Orang Terdekat yang Membutuhkan? Ini Kata Buya Yahya
Polda Metro Beri Sanksi Teguran ke Patwal Mobil RI 36 yang Arogan, Minta Lebih Humanis
Apa itu Waitress: Mengenal Profesi Pelayan Restoran
Hasil Survei Ungkap Suporter Indonesia Sudah Kecewa dengan Kinerja Shin Tae-yong Sebelum Dipecat, tapi...
5 Ide Bisnis yang Berpeluang Cetak Keuntungan Tinggi pada 2025
Kumpulan Kabar Pemberian Bantuan yang Ternyata Hoaks, Simak Daftranya
Momen Arumi Bachsin Jajan Pentol Pedagang Keliling, Dipuji Sederhana Meski Istri Pejabat
Tak Ada Aturan Ganjil Genap Jakarta Hari Ini Sabtu 11 Januari 2025, Semua Kendaraan Bebas Melintas
Pantai Ora, Rekomendasi Libur Akhir Pekan di Maluku
Putin Ingin Bertemu, Trump: Pertemuannya Sedang Diatur
Konser Video Game Volume II Kembali Digelar, Kolaborasi Addie MS dan Twilite Orchestra yang Melibatkan Grup K-Pop Ternama
6 Potret Es Krim Terbuat dari Bahan Tak Biasa Ini Nyeleneh, Bikin Dahi Berkerut