Liputan6.com, Jakarta - Google mengklaim berhasil menghemat konsumsi listrik pusat datanya hingga 15 persen berkat dukungan kecerdasan buatan dari salah satu departemennya, DeepMind.
Algoritma DeepMind ternyata bisa mengatur dan memotong kebutuhan energi di pusat data. Sebagai informasi, pusat data merupakan fasilitas untuk memproses data yang dikonsumsi pengguna.
Server selalu bekerja setiap hari dan membutuhkan daya listrik cukup besar. Alasannya, suhu server harus dipertahankan tetap dingin supaya mampu berfungsi maksimal. Oleh sebab itu, tak sedikit perusahaan memilih membangun pusat data lebih baru.
Di sisi lain, tak sedikit ahli yang menyebutkan sekitar 2 persen emisi gas rumah kaca dapat berasal dari fungsi pusat data di seluruh dunia.
"Mampu menyelesaikan masalah itu (konsumsi daya, red.) secara tak langsung memberikan keuntungan bagi dunia secara umum," ujar Mustafa Suleyman, co-founder DeepMind seperti dikutip dari laman Tech Times, Senin (25/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
DeepMind menerapkan algoritma berdasarkan sejumlah besar data yang dikumpulkan melalui sensor. Setelah itu, data tersebut diubah menjadi rencana khusus guna mengoptimalkan suhu dan konsumsi daya.
Selain keuntungan dari sisi keuangan perusahaan, Suleyman yakin algoritma ini berdampak pada lingkungan dengan cara yang terukur dan konsisten. Bahkan, ia mengungkapkan Google berencana menerapkan sistem ini di seluruh pusat data hingga akhir tahun 2016.
Melihat potensi tersebut, Google juga dikabarkan tengah melakukan pembicaraan dengan mitra pihak ketiga yang ingin menerapkan algoritma itu di fasilitas miliknya masing-masing.
Kemampuan ini kian menegaskan fleksibilitas dan potensi masa depan dari DeepMind. Setelah berhasil mengalahkan juara dunia Go, kecerdasan buatan ini ternyata mampu melakukan tugas yang dapat menghemat uang dan menyelamatkan lingkungan sekitar.
Sekadar informasi, dalam beberapa tahun terakhir Google merupakan salah satu perusahaan yang menaruh perhatian pada energi hijau. Rencananya, perusahaan yang dipimpin Sundar Pichai itu ingin memakai energi terbarukan untuk seluruh kegiatannya pada 2025.
(Dam/Why)