Liputan6.com, Jakarta Harga minyak kembali melemah dan melanjutkan kerugian mingguan. Penurunan ditopang potensi ekspor minyak mentah Irak dan kekhawatiran pasokan minyak AS naik.
Jumlah sumur yang dioperasikan Amerika Serikat naik untuk 4 minggu berturut-turut. Naik 14 unit menjadi 371 sumur.
Advertisement
Dilansir dari CNBC, Sabtu (23/7/2016), harga minyak acuan, Brent turun 54 sen atau 1,17 persen ke level US$ 45,66.
Sementara untuk harga minyak acuan AS, West Texas Intermediat turun 56 sen menjadi US$ 44,10 per barel, terkahir turun 57 sen ke level US$ 44,18.
Di Timur Tengah, ekspor minyak Irak dijadwalkan akan naik pada Juli, menurut sumber data dari industri. Hal itu membuat pasokan pertumbuhan dari negara produsen kedua terbesar di OPEC itu pun kembali ke jalannya setelah penurunan selama 2 bulan.
Ekspor dari Irak Selatan pada 21 hari pertama Juli rata-rata mencapai 3,28 juta barel per hati. Sementara pada Juni ekspor mencapai 3,18 juta barel per hari.
Kenaikan itu datang setelah BMI Research pada Jumat kemarin mengatakan fundamental di pasar diesel tetap lemah. Permintaan untuk bahan bakar terus melemah di pasar Asia.