Liputan6.com, Shanghai - Hasil buruk dipetik Manchester United dalam laga persahabatan kedua mereka di jeda musim panas ini. Skuat asuhan Jose Mourinho harus kalah telak 1-4 dari Borussia Dortmund di Shanghai Stadium, Tiongkok, Jumat (22/7/2016).
Mourinho menegaskan, kekalahan ini tidak berdampak buruk bagi psikologis timnya. Manajer asal Portugal ini berdalih, kekalahan MU lebih karena faktor kebugaran fisik.
Baca Juga
Advertisement
"Ini seperti Formula 1 melawan Formula 3. Mereka lebih tajam. Jadi sangat sulit untuk menilai," kata Mourinho di BBC.
Di pertandingan selanjutnya, MU bakal menghadapi rival sekota, Manchester City, Senin (25/7/2016). Partai ini sudah diprediksi bakal panas lantaran Mou akan bertemu seteru lamanya, Pep Guardiola yang kini melatih City.
Namun sebelum melangkah ke partai itu, melansir berbagai sumber, berikut lima hal yang bisa dipetik dari kekalahan MU di tangan Dortmund tersebut.
Harapan Juan Mata
1. Harapan Buat Juan Mata
Juan Mata menjadi salah satu pemain yang paling sering diberitakan bakal hengkang, seiring dengan kedatangan Mourinho. Pasalnya, gaya bermain gelandang asal Spanyol ini dinilai tidak cocok dengan harapan Mou.
Namun demikian, di partai melawan Dortmund, Mata berhasil membuktikan kualitasnya. Dipasangkan dengan Henrkih Mkhitaryan dan Ander Herrera, performa Mata bagus.
Mata menjadi tiga pemain selain Luke Shaw dan Eric Bailly, yang bermain 90 menit penuh dalam partai itu. Bahkan, Mata menyumbang assist pada gol Henrikh Mkhitaryan.
Performa Mata ini tentu menimbulkan spekulasi, Mourinho mungkin akan mempertahankan Mata di dalam tim. Lebih jauh, The Special One bisa saja mematenkan status Mata sebagai pemain utama. Syaratnya, Mata bisa tampil bagus lagi di laga selanjutnya.
Advertisement
Komunikasi Lini Belakang
2. Komunikasi Lini Belakang Belum Maksimal
Mourinho memainkan skema 4-2-3-1 dalam laga tersebut. Di komposisi awal pada lini belakang, Mourinho memainkan Luke Shaw, Phil Jones, Eric Bailly, dan Antonio Valencia.
Kemudian, Mou menggganti Valencia dan Phil Jones. Jones digantikan oleh Marcos Rojo di menit 46 usai MU kebobolan dua gol. Sementara, Valencia digantikan Andreas Pereira di menit 76 setelah MU kebobolan gol ketiga.
Sayangnya, taktik ini gagal mencegah gol keempat bagi Dortmund lahir. MU pun harus kalah 1-4.
Kekalahan ini setidaknya membuktikan, komunikasi di lini belakang MU belum maksimal. Salah satu kendalanya adalah faktor bahasa. Seperti diketahui, Eric Bailly tak bisa berbahasa Inggris, dan hanya menguasai Spanyol dan Prancis.
Mkhitaryan Makin Klop
3. Mkhitaryan Semakin Klop
Henrikh Mkhitaryan telah bermain di dua pertandingan persahabatan MU di jeda musim panas ini. Dalam kedua pertandingan itu, gelandang asal Armenia ini telah bisa membuktikan kualitasnya.
Bukan hanya soal teknis, Mkhitaryan juga bisa ditempatkan di berbagai posisi. Di pertandingan melawan Wigan, dia main sebagai penyerang lubang. Sementara di partai lawan Dortmund, Mkhitaryan bermain di sayap sebelah kiri.
"Mkhitaryan adalah pemain kelas atas dan saat ini berada pada tahap yang terbaik sebagai pemain sepak bola, 27 tahun," kata Mourinho kepada MUTV.
"Cara dia berpikir tentang sepak bola luar biasa. Dia bisa bermain di posisi yang berbeda di belakang striker," ujar Mourinho lagi.
Advertisement
Ketar-Ketir Memphis Depay
4. Ketar-ketir Memphis Depay
Salah satu pemain yang mungkin sedang cemas bakal terpental dari MU adalah Memphis Depay. Pasalnya, di dua pertandingan, Depay belum juga berkontribusi maksimal.
Di pertandingan melawan Wigan, Depay bermain sebagai gelandang sayap kiri. Eks gelandang PSV Eindhoven itu lalu bermain sebagai striker utama di partai melawan Dortmund.
Sayangnya, taktik Mourinho mengubah-ubah posisi Depay belum cukup membantu. Depay masih kesulitan menemukan permainan terbaiknya.
Jika hal ini berlarut-larut, Depay harus bersiap untuk angkat koper dari Old Trafford.
Skema Utama Belum Jelas
5. Masih Meraba Skema Utama
Bukan hanya mengubah komposisi pemain, Mourinho juga masih belum menemukan skema utama.Manajer berusia 53 tahun ini menurunkan skema berbeda di dua pertandingan.
Di partai melawan Wigan, Mou memilih skema 4-4-1-1. Sedangkan, skema 4-2-3-1 dipilih Mou untuk menghadapi Dortmund.
Perubahan ini jelas menunjukkan Mourinho belum menemukan skema yang tepat buat MU.
Seperti dilansir Skysports, Mourinho sebetulnya kerap memilih skema 4-2-3-1. Tiga gelandang serang di belakang striker itu kemudian bisa saling mengisi posisi.
Tak heran, Mou selalu memiliki setidaknya satu playmaker di dalam setiap tim yang dilatih. Di Madrid, Mou mengandalkan Mesut Ozil, sementara di Chelsea, Mou punya Oscar.
Di MU pun, Mou memiliki Juan Mata dan Henrikh Mkhitaryan untuk mengisi peran playmaker tersebut.
Advertisement