Liputan6.com, Perth - Seorang pria memasuki sebuah restoran cepat saji Hungry Jack's di pinggiran Perth, Australia pada Jumat malam 15 Juli 2016. Sejak itu, ia tak pernah keluar dari sana.
Jasadnya kemudian ditemukan Senin pagi atau tiga hari kemudian. Ia diduga tewas akibat overdosis. Tak ada hal mencurigakan ditemukan pada jenazah tersebut.
Aparat Kepolisian Australia Barat saat ini sedang menyelidiki bagaimana bisa jasad di toilet tersebut tidak disadari keberadaannya. Padahal, Hungry Jack's tetap buka pada akhir pekan.
Perwakilan Hungry Jack's, waralaba Burger King di Australia, menyatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan aparat keamanan dalam penyelidikan kasus tersebut.
Saat dihubungi ABC Australia, Hungry Jack tidak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan jadwal pembersihan kamar mandi. Mereka hanya mengeluarkan pernyataan singkat.
"Hungry Jack bekerja sama dengan semua pihak berwenang yang relevan terkait insiden di restoran Balga, di Australia Barat," demikian pernyataan yang dikeluarkan pihak mereka, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (23/7/2016).
Menyusul insiden tersebut, sejumlah pelanggan mempertanyakan standar kebersihan restoran tersebut. Mereka menduga, tak ada pengecekan toilet selama tiga hari.
""Sangat disayangkan, dan Anda perlu khawatir tentang ... seberapa sering mereka memeriksa fasilitas mereka," kata pelanggan Felix Davis kepada ABC. "Tiga hari adalah waktu yang lama, kasihan korban."
Bilik toilet di restoran tersebut memiliki pintu yang panjangnya dari lantai hingga langit-langit, dengan ventilasi tunggal.
Pelanggan lain, sebut saja sebagai Rob, mengatakan, "Tiga hari adalah waktu yang lama bagi seseorang yang terkunci di bilik toilet. Waktu yang lama untuk standar pembersihan toilet."
Advertisement