Liputan6.com, Bandung - Pakar keamanan teknologi informasi (TI) ITB, Budi Rahardjo, menilai Pokemon Go menegaskan makin banyak celah keamanan TI.
Pun demikian, menariknya, celah tersebut dinikmati bersama, malah kian dinikmati dengan fenomena Pokemon Go, terutama oleh netizen Indonesia.
"Sekarang banyak yang menyoroti Pokemon Go sebagai alat spionase misalnya. Tapi kita pun di sisi lain aktif gunakan media sosial dan free email. Itu sama (seperti, red.) mempermasalahkan keamanan dari celah lubang udara, sementara pintu rumah kita sebenarnya sudah terbuka lebar. You already have bigger problems," tutur Budi, di Bandung, Sabtu (23/7/2016).
Menurut Budi, banyak pihak termasuk pemerintah menyoroti Pokemon Go yang berbasis GPS dikhawatirkan akan membuat pengelola server menggunakan data ini untuk hal-hal tidak semestinya.
Atau, karena Pokemon Go menggunakan kamera untuk mengambil gambar, dikhawatirkan data-datanya nanti akan dikirimkan ke pengelola untuk memperlihatkan detail tempat rahasia.
Baca Juga
Advertisement
"Sebelumnya ada banyak aplikasi lain menggunakan GPS. Di Indonesia ada aplikasi Waze, Google Maps, Nike+, Swarm, Instagram, Twitter, Facebook, Go-Jek, dan seterusnya. Jika penggunaan GPS Pokemon Go dipermasalahkan, aplikasi-aplikasi tersebut sama statusnya," ujar pendiri IndoCisc tersebut.
Bahkan, kata dia, aplikasi-aplikasi tersebut lebih "mengerikan" dalam hal memberikan data ke penyedia jasa aplikasi tersebut.
Demikian pula aplikasi yang menggunakan kamera, seperti Instagram, Facebook, Path, dan seterusnya. Orang Indonesia terkenal dengan potret-memotret menggunakan ponsel, selfie. Beberapa aplikasi tersebut juga sudah menggabungkan informasi dari GPS untuk menandai lokasi di mana foto diambil. Ini, menurut Budi, sama statusnya seperti aplikasi Pokemon Go.
"Di sisi lain kita menggunakan layanan publik seperti Gmail, Yahoo!, dan seterusnya. Mereka malah menyimpan data email Anda. Jika Anda, dan bahkan instansi Anda, menggunakan layanan email-email ini, malah ini justru lebih berbahaya daripada aplikasi Pokemon Go karena data pekerjaan yang konfidensial diberikan," pungkasnya.
(Muhammad Sufyan/Why)