Liputan6.com, Jakarta - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengimbau masyarakat agar tidak membeli obat apapun secara online. Hal itu karena obat tersebut tidak diketahui benar asli atau tidak.
"Kalau online sangat tidak recommended, jangan membeli obat di online. 80 persen obat online palsu akunnya, jangan sampai masyarakat beli obat online," ungkap Tulus dalam acara diskusi Darurat Farmasi: Melawan Pemalsuan Vaksin dan Obat di Plaza Festival Kuningan, Jakarta, Minggu (24/7/2016).
Ia menjelaskan kalau di Indonesia kredibilitasnya masih sangat rendah, sehingga portal-portal penjualan obat secara online itu haruslah ditutup.
"Portal-portal penjualan obat online yang harus ditutup termasuk vaksin dijual online, itu sudah enggak bener," ujar Tulus.
Tulus mengatakan seharusnya masalah peredaran obat dan penghancuran limbah bekas obat atau vaksin di Indonesia melibatkan banyak pihak seperti Kementerian Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta Pemerintah Daerah (Pemda) masing-masing.
"Selama ini saling lempar tanggung jawab, yang dominan itu sebenarnya Pemda," kata Tulus.
"Soal limbah (bekas obat atau vaksin) itu enggak bisa dijawab. Pihak pengawasan dari Pemdanya, misal di DKI ada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup," sambung dia.
Yang jelas, lanjut Tulus, salah satu pemicu peredaran vaksin palsu adalah pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak beres.
"Apalagi vaksin distributornya terbatas, jika dia mengambil dari tidak resmi, otomatis bermasalah. Kalau kelangkaan bisa mengalihkan ke rumah sakit lain atau klinik lain yang masih pnya stok. Ini kan vaksin impor (vaksin palsu)," papar Tulus.
"Salah satu pemicu (vaksin palsu), limbah RS berantakan, dibuang sembarangan, selain merusak lingkungan juga dipakai, didaur ulang oleh pihak-pihak tertentu, salah satunya vaksin palsu," imbuh dia.
Dia pun menegaskan kalau semua limbah dari obat atau vaksin ini haruslah dihancurkan, jangan sampai dibuang begitu saja ke tempat sampah, sekali pun tempat pembuangan sampah besar.
"Kalau bisa lewat proses pembakaran meski efeknya tetap merusak sedikit lingkungan. Tapi itu harus dihancurkan sehancurnya, tidak boleh dibuang ke Bantargebang, itu enggak boleh," Tulus menandaskan.
YLKI: Jangan Beli Obat Online, 80 Persen Akunnya Palsu
Portal-portal penjualan obat secara online itu haruslah ditutup.
diperbarui 24 Jul 2016, 22:14 WIBPengurus Harian YLKI, Tulus Abadi saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Mau Sehat kok Repot' di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (21/3/2015). (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengungkap 3 Misteri Kematian yang Hanya Diketahui Allah, Apakah Anda Siap?
Resep Ayam Suwir Rumahan yang Lezat dan Praktis, Coba Juga 5 Variasinya
Film Animasi Crayon Shinchan The Movie 3D Sub Indo Akan Hadir di Vidio, Berikut Jadwal Tayang Lengkapnya
350 Positive Quote of the Day to Inspire and Motivate You
Pelumas Eneos X Series Adopsi Aditif Baru, Ini Fungsinya
Sinopsis dan Daftar Pemain Film Harbin, Ceritakan Aksi Heroik Pejuang Korea Melawan Jepang
Tim Sedang Remuk Redam, Pep Guardiola Isyaratkan Manchester City Belanja Pemain Baru Januari 2025
Prabowo Hadiri Perayaan Natal Nasional di Indonesia Arena Hari Ini
Trent Alexander-Arnold Putuskan Out dari Liverpool dan Gabung Real Madrid Gratis, Sudah Pasti Ketok Palu?
Kabar Baik, Pekerja Industri Padat Karya Dapat Diskon 50% Iuran BPJS Ketenagakerjaan
7 Kebiasaan Sederhana untuk Tingkatkan Kesehatan Anda di Tahun 2025
Harga Kripto Hari Ini 28 Desember 2024: Bitcoin Dkk Masih Terbakar