Harga Mobil di Singapura Makin Tinggi Gara-Gara Uber

Biaya untuk mendapatkan COE mobil kecil dan taksi sebesar 52.301 dollar Singapura atau sekira Rp 503,9 juta.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 25 Jul 2016, 10:46 WIB
Pengemudi GrabTaxi berpose saat melakukan pemotretan dengan tujuh mobil mewah untuk pemotretan sebelum beroperasi di Singapura, Selasa (15/9). Mobil-mobil mewah itu akan melayani penumpang secara gratis selama musim balapan F1. (REUTERS/Edgar Su)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Singapura dikenal ketat dalam memberikan izin kepemilikan mobil bagi warganya. Ini terbukti bila harga roda empat di sana bisa berkali-kali lipat. Kok bisa?

Perlu diketahui, sebelum membeli mobil warga Singapura diharuskan memiliki Certificate of Entitlement (COE) yang terbagi dalam sejumlah kategori. COE memberikan hak kepemilikan kendaraan selama 10 tahun.

Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, biaya untuk mendapatkan COE mobil kecil dan taksi sebesar 52.301 dollar Singapura atau sekira Rp 503,9 juta. Nominal tersebut bisa ditukarkan dengan Jaguar XE baru  di Amerika Serikat (AS) atau Mercedes-Benz B180 di Hong Kong.

Bila masa berlaku COE habis, diwajibkan validasi ulang untuk memperpanjang hak kepemilikan kendaraan untuk 5 atau 10 tahun dengan membayar Prevailing Quota Premium.

Adapun, kebijakan ini sengaja dilakukan pemerintah Singapura untuk mengontrol lalu lintas. Celakanya seiring dengan tingginya permintaan mobil baru dan terbatasnya stok, akan membuat harga mobil di Singapura melambung tinggi.

Land Transport Authority pada 12 Juli mengeluarkan data bahwa mereka hanya menerbitkan tak lebih dari 25.843 COE pada periode Agustus hingga Oktober. Turun 11 persen dari tiga bulan sebelumnya.

Selain harus mendapatkan COE, mereka yang ingin membeli mobil juga haru membayar cukai dan biaya pendaftaran. Inilah yang menyebabkan harga Corolla Altis, yang menjadi mobil terlaris di sana dibanderol 117.888 dolar Singapura atau sekira Rp 1,1 miliar.

Kambing hitam 

Michael Wan, pakar ekonomi dari Credit Suisse Group AG di Singapura berpendapat, kian tingginya tarif COE tak lepas dari hadirnya layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab.

Sementara itu, general manager Uber Asia Pasifik, Chan Park tak sepakat bahwa hadirnya mereka membuat harga mobil makin tinggi. Chan mengklaim, Uber hanya memiliki sebagian kecil dari total COE yang diterbitkan pemerintah Singapura.

Pun begitu dengan Grab. Mereka justru tak memiliki mobil. Untuk menjalankan operasinya mereka bermitra dengan perusahaan rental yakni SMRT Corp dan Strides Transportastion Pte, yang memungkinkan pengemudinya bisa mendapat pesanan melalui aplikasi Grab.

Dennis Lim, pemilik Auto Equator, sebuah dealer yang menjual mobil baru dan bekas untuk merek BMW AG, Mercedes-Benz, dan Toyota menilai tarif COE bisa saja turun menjadi 40 ribu dolar Singapura bila tak ada layanan transportasi berbasis aplikasi. 

"Sangat sulit mengatakan orang menggunakan Uber atau Grab sebagai pilihan pengganti untuk memiliki mobil, atau sebagai alternatif pilihan," kata Managing Director BMW Group Asia, Axel Pannes. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya