Liputan6.com, Jakarta - Popularitas Pokemon Go yang mendunia memang tidak bisa lepas dari ancaman kelompok hacker. Ibarat semakin tinggi pohon menjulang semakin kencang angin menerpa, gim mobile fenomenal ini seakan tak pernah bebas dari masalah server down.
Informasi terbaru, server gim berburu monster besutan Niantic Labs ini dikabarkan akan offline pada 1 Agustus 2016 mendatang. Lumpuhnya server gim tersebut disinyalir akibat ulah kelompok hacker yang menamai diri mereka dengan julukan "PoodleCorp".
Dilansir TechTimes, Selasa (26/7/2016), PoodleCrop sudah memberikan peringatan terbuka bahwa mereka akan merusak server Pokemon Go. Lewat akun Twitter-nya, @PoodleCorp, mereka mengancam akan membuat server Niantic offline.
Baca Juga
Advertisement
"Tidak akan ada yang bisa menghentikan kami," kata PoodleCrop. Setelahnya, mereka menulis tweet tambahan "August 1st #PoodleCorp #PokemonGo" yang seolah menandakan bahwa serangan server akan terjadi pada tanggal yang disebutkan.
PoodleCorp akan melumpuhkan server selama lebih dari 20 jam. Dengan kata lain, para pemain Pokemon Go tidak akan bisa mengakses gim tersebut dalam waktu hampir satu hari.
Mereka mengungkap, untuk melancarkan serangannya, mereka akan menggunakan botnet yang terdiri dari 600 ribu perangkat yang mampu membuat aktivitas server Niantic 'sesak'.
Belum lama ini, masalah yang serupa sudah lebih dulu menimpa Niantic Labs. Bedanya, serangan tersebut berbentuk distributed denial of service (DDoS) yang dilakukan oleh kelompok hacker OurMine.
Tidak jelas apa motif kelompok OurMine menjatuhkan server Pokemon Go. Mereka mengatakan tidak akan berhenti "merusak" server Pokemon Go sampai ada perwakilan dari Niantic Labs yang mendatangi mereka.
"Tidak akan ada yang bisa menikmati gim ini sampai perwakilan Niantic Labs menghubungi kami di situs kami dan mengajarkan mereka (Niantic Labs) untuk melindungi server mereka!" kata OurMine dalam sebuah pernyataan di situs resmi mereka.
Dibandingkan dengan PoodleCorp, keberadaan OurMine bisa dibilang cukup meresahkan. Kiprah mereka di ranah maya sempat terlihat pada beberapa kasus peretasan belum lama ini. Salah satunya peretasan akun media sosial milik petinggi-petinggi perusahaan teknologi, seperti CEO Twitter Jack Dorsey, CEO Google Sundar Pichai, serta CEO Facebook Mark Zuckerberg.
(Jek/Ysl)