Liputan6.com, Jakarta Fibrilasi Atrium (FA) merupakan kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak reguler atau stabil. FA juga dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, dan serangan jantung.
"Pada dasarnya FA merupakan suatu kelainan irama jantung di mana sumber listrik jantung yang seharusnya hanya satu menjadi sangat banyak, antara 450 sampai 600 sumber di serambi kiri, sehingga mengeluarkan impuls yang tidak beraturan. Hal ini membuat darah di jantung berputar-putar dan melambat, sehingga akhirnya darah menggumpal. Jika darah yang menggumpal keluar dari jantung, mereka bisa nyangkut di otak yang menyebabkan stroke," ujar Ketua InaHRS, Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K), yang juga sebagai ketua panitia dalam acara Atrial Fibrillation Campaign di Indonesia, Senin (25/7/2016).
Advertisement
FA, menurut dia, adalah aging disease, yaitu risikonya semakin meningkat seiring bertambah usia. Prevelansi FA mencapai satu sampai dua persen dan akan terus meningkat dalam 50 tahun mendatang.
"Pasien di umur 40 sampai 60 tahun, kemungkinan terserang FA sekitar 0,2 persen dari populasi. Sementara pasien yang berumur di atas 80 tahun mencapai 15 sampai 40 persen," katanya.
Penyakit ini sering dijumpai pada populasi di dunia, termasuk Indonesia. Namun sangat disayangkan bahwa pengetahuan dan kepedulian terhadap FA sampai saat ini masih kurang di masyarakat.
Sehingga untuk meningkatkan kepedulian di masyarakat, Indonesia Heart Rhtyhm (InaHRS), Asia Pacific Haert Rhythym Society (APHRS), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI) menyelenggarakan Kampanye Kepedulian FA di Indonesia selama delapan hari, mulai 24 sampai 31 Juli 2016.
Penyebab FA terbagi dalam dua kelompok, yaitu lone AF (FA sorangan) dan FA yang berkaitan dengan masalah kesehatan lainnya.
"Penyebab FA sorangan masih belum jelas, biasanya sering terjadi pada usia muda dan terdapat faktor genetik. Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan FA berkembang ialah tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, lemah jantung, penyakit katup jantung, gangguan tidur, masalah tiroid, diabetes, penyakit paru kronis, mengonsumsi alkohol, merokok, stres, dan infeksi berat,” ia melanjutkan.
FA merupakan kondisi progresif. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat memperburuk kondisi kesehatan dan timbul komplikasi lainnya. Penderita FA memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibanding dengan orang tanpa FA.