10 Perusahaan Investasi di RI, dari Kopi hingga Tisu Basah

Sebanyak 10 perusahaan menandatangani perjanjian komitmen investasi di Indonesia

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Jul 2016, 15:46 WIB
Sejumlah konsumen menunggu di kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/10/2015). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan komitmen pemerintah demi memberikan pelayanan prima dan cepat kepada investor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 10 perusahaan menandatangani perjanjian komitmen investasi di Indonesia. Penanaman modal tersebut dilakukan secara berkala setiap tahun, mulai dari investasi dalam bidang suplai kopi, furnitur, peralatan rumah tangga, tisu basah sampai investasi waralaba.

Penandatanganan perjanjian komitmen investasi ini dilakukan manajemen 10 perusahaan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (25/7/2016) dan disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.

Adapun 10 perusahaan yang telah meneken komitmen investasi di Tanah Air, antara lain:

1. PT Kencana Agri bekerjasama dengan perusahaan Louise Dreyfus Commodities. Penandatanganan MoU penyediaan CPO dengan nilai investasi US$ 215 juta per tahun

2. CV Tigamadhiatama bekerjasama dengan perusahaan PT Basant Dhara International. Penandatanganan MoU supply coffee dan franchise cafe int dengan nilai investasi masing-masing US$ 1 juta per tahun dan US$ 30 ribu per tahun

3. PT Prima Pangan Madani bekerjasama dengan perusahaan Afrindo Business International. Penandatanganan MoU ekspor ikan tuna dan fruity powder drink senilai US$ 6 juta per tahun

4. PT Asia Pacific Fortuna Sari bekerjasama dengan PT Surabaya Indah Permai. Penandatanganan MoU tisu basah dengan nilai investasi US$ 400 ribu per tahun

5. PT Anugerah Karya Megah bekerjasama dengan PT Pongs Indonesia. Penandatanganan MoU sprei, sarung bantal, handuk, dan lainnya dengan nilai investasi Rp 5 miliar per tahun

6. Gajah Sungging bekerjasama dengan Teak Hoorloms India di bidang stick (furniture) dan wooden house. Nilai investasinya Rp 18 miliar per tahun.

7. PT Rezeki Inti Artha bekerjasama dengan PT Blambangan Foodpeckers Indonesia dan PT Great Giant Pineapple. Penandatangan MoU ini dalam bidang Canning/Packaging, dengan nilai investasi masing-masing Rp3 miliar pertahun dan Rp 3,5 miliar per tahun.

8. PT Universal Abrasive Indo Industrial bekerjasama dengan PT Anta Nusantara. Penandatanganan MoU ini dalam bidang Supplier Ampas dan Gerinda, dengan nilai investasi Rp 12 miliar per tahun.

9. Cendol de Keraton bekerjasama dengan Agus/M Setyadi Akbar. Penandatanganan MoU ini dalam bidang Franchise, dengan nilai investasi Rp 3,5 miliar per tahun

10. PT Rekadaya Multi Adi Prima bekerjasama dengan Inoac Polytechno Indonesia dan PT Suzuki Indomobil Motor. Penandatanganan MoU ini dalam bidang Supplier Komponen Kendaraan Bermotor, dengan nilai investasi masing-masing Rp 25 miliar pertahun dan Rp 30 miliar per tahun.

Menko Perekonomian Darmin mengatakan, jika melihat data year on year, ekonomi Indonesia masih belum terlalu meyakinkan.

“Tapi kalau melihat data kuartal per kuartal atau bulan per bulan, terlihat ada pergerakan. Sektor ritel misalnya, kuartal kedua tahun ini, sudah menunjukkan pergerakan positif,” kata dia.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung menambahkan, ekonomi nasional di satu satu sisi menunjukkan sentimen positif. “Total dana inflow yang sudah masuk Juli ini sebesar Rp 110 triliun,” ucapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya