Liputan6.com, Palembang - Sumatera menjadi satu lokasi di Indonesia yang terus dipromosikan oleh pemerintah kepada para investor demi meningkatkan ekonominya. Saat ini masih banyak potensi investasi di Sumatera yang belum dimaksimalkan.
Salah satu potensi itu yaitu industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam seperti hilirisasi pertanian dan perkebunan seperti hilirisasi kelapa sawit menjadi obat-obatan (farmasi) atau kosmetika.
"Sumatera ini memiliki perkebunan kelapa sawit paling dominan, bahkan Sumatera berpotensi menjadi lokasi hilirisasi kelapa sawit terbesar di dunia," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam acara Regional Investment Forum (RIF) 2016 di Hotel Aryaduta, Palembang, Selasa (26/7/2016).
Guna menarik minat investor, perlu didukung dengan infrastruktur serta pengembangan Kawasan Industri maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah ditetapkan. Saat ini setidaknya ada KEK Sei Mangke, Kawasan Industri Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan KEK Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan.
Baca Juga
Advertisement
Selain hal tersebut, saat ini sedang disiapkan pembangunan jalan tol trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer.
Pembangunan jalan tersebut akan mendukung terbentuknya Asian Highway di Sumatera. Jalan tersebut dibangun untuk meningkatkan konektivitas, sehingga diharapkan dapat menjadi tulang punggung (backbone) di wilayah pertumbuhan.
"Salah satu fokus pemerintah sekarang bagaimana pembanguna infrastruktur dipercepat, masive dan harus sesuai dengan waktu," kata Ahzar.
Dari data BKPM tercatat pada tahun 2015 realisasi investasi di Sumatera mencapai Rp 84 triliun. Jumlah ini naik 19 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang mencapai 17,8 persen. Jumlah proyek investasi di Sumatera meningkat 113% menjadi 2.823 proyek. Dengan total penyerapan TKI mengalami pertumbuhan sebesar 13%.
Pada triwul an I 2016, realisasi investasi di Sumatera tumbuh 57 persen secara year on year, menjadi Rp 33 triliun. Sedangkan pertumbuhan per provinsi tertinggi di Sumatera Selatan (385 persen), Sumatera Barat (177 persen) dan Jambi (34 persen). (Yas/Ahm)