Liputan6.com, Surabaya Senin (25/7) pagi, langit Surabaya terlihat semarak. Ada 120 kontestan dari Indonesia dan mancanegara menyemarakkan Festival Layang-layang Surabaya, di Side Area Long Beach Selatan Pakuwon City, Kota Surabaya. Semuanya, beradu kreasi dua dimensi; kreasi tiga dimensi; train/rangkaian; dan rokkaku challenge.
"Lingkupnya sudah internasional. Malaysia, Tiongkok, Hongkong, dan Thailand ambil bagian. Sedangkan dari dalam negeri, ada DKI Jakarta, Jogjakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan," terang Walikota Surabaya, Tri Risma Harini, Senin, 25 Juli 2016.
Advertisement
Wanita berkerudung itu menyambut positif festival layang-layang internasional ini. Menurutnya, acaranya sangat kreatif dan berpotensi menaikkan penghasilan daerah. "Kreativitas bermain layang-layang itu cukup menarik buat siapa saja. Dan ada potensi kenaikan penerimaan daerah lewat festival ini. Pendapatannya juga langsung menyentuh masyarakat," kata Risma.
Dalam festival kali ini, ada empat kategori yang dilombakan yakni layang-layang dua dimensi, tiga dimensi, train dragon, dan rokaku challenge. Karenanya, layang-layang yang terbang di langit Surabaya sangat bervariasi. Semuanya menampilkan kreasi yang unik dan menarik.
Di kelas layang-layang tiga dimensi, terlihat bentuk perahu, ikan pari, gajah hingga kucing. Bahkan ada layangan berbentuk paus sepanjang 32 meter milik peserta dari Hongkong. Layang-layang paus ini adalah yang terbesar dalam festival ini.
Di kelas layang-layang dua dimensi, terlihat banyak bentuk karakter yang menarik seperti burung hantu, Bob Marley, orang, dan wayang. "Dari perakitan, proses penerbangan, desain, warna, keseimbangan, semuanya bagus. Ini bisa jadi pemicu kenaikan kunjungan wisatawan ke Surabaya," lanjut Risma yang ikut menerbangkan layang-layang logo Pemerintah Kota Surabaya itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik dengan event berskala internasional di Surabaya itu. Festival layang-layang itu sangat menarik karena ketika diterbangkan, maka banyak orang bisa melihatnya di langit. Tidak hanya duduk di lokasi penerbangan layang-layang.
“Selamat atas penyelenggaran Festival Layang - Layang Surabaya 2016 itu. Pasti atraktif dan kaya kreativitas dalam membuat dan menerbangkan layang-layang itu,” jelas Arief Yahya, Menteri Pariwisata yang berasal dari Banyuwangi itu.
Jangan membayangkan desain layang-layang sekarang seperti zaman 30-40 tahun silam, seperti yang digambarkan oleh lagu anak-anak “Ku Ambil Buluh Sebatang, Kupotong Sama Panjang". Layang-layang saat ini semakin sempurna dengan beragam desain yang unik dan indah di udara. Juga tidak cukup diterbangkan oleh satu orang saja.
“Karena itu, biasanya digelar di pantai yang luas, dengan angin yang cukup kuat,” jelas Arief Yahya.
Tiongkok pernah membuat sensasi layang-layang raksasa, persisnya di Festival Layang-Layang Internasional Chongqing, dengan memecahkan rekor dunia sebagai layangan terpanjang yang pernah dibuat manusia. Bentuk dan temanya naga, memiliki panjang 6.000 meter dan diterbangkan oleh dua professional dari Weifang. Layang-layang ini mengalahkan pemegang rekor sebelumnya yang memiliki panjang 5.000 meter. Dibuat selama dua tahun penuh, dengan biaya 100.000 Yuan, disusun 2.000 bagian, dan disebut "Chinese Dream."
Bali juga destinasi wisata yang paling rajin membuat sensasi atraksi dengan Festival Layang Layang. Biasanya digelar di Pantai Padang Galak, Pantai Mertasari dan Pantai Karangdadi. Juli-Agustus ini biasanya anginnya sedang bagus-bagusnya untuk membuat festival layang-layang. “Salam Wonderful Indonesia,” kata Arief Yahya.
(*)