Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menyatakan bahwa proses pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 60 persen. Sedangkan sisanya masih menunggu proses sosialisasi masyarakat sekitar soal penggunaan lahan ini.
Direktur Utama KCIC Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, 60 persen lahan yang sudah dibebaskan tersebut lokasinya tidak berdekat, melainkan masih tersebar. Oleh sebab itu, pihaknya masih terus mengupayakan proses pembebasan lahan tersebut bisa 100 persen agar cepat tersambung.
"Ini masih ada proses sosialisasi. Ada yang sudah dibayar, tapi semua harus pararel. Ini masih terpencar-pencar. Andalan kita kan yang di Walini itu 1.200 hektar (ha), sepanjang koridor jalan tol. Jadi kurang lebih sudah 60 persen," ujar dia di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (26/7/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, terkait penggunaan lahan militer di area Bandara Halim Perdanakusuma sebagai stasiun, Hanggoro mengungkapkan, hal tersebut masih terus dibicarakan dengan pemilik lahan yaitu TNI Angkatan Udara (AU). PT Kereta Cepat Indonesia-China berharap ada jalan keluar dengan TNI AU untuk penggunaan lahan ini.
"Yang di Halim masih proses mediasi, tapi sudah mulai mengerucut. Ya mudah-mudahan, kami harapkan dapat lampu hijau segera," kata dia.
Jika izin pembangunan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah diterbitkan dan proses pembebasan lahan berjalan lancar, Hanggoro menargetkan progres pembangunan jalur kereta cepat tersebut bisa mencapai 15 persen pada tahun ini.
"Tahun ini kita harapkan bisa 15 persen lah. Saat ini semua masih persiapan. Kalau kita buat tanpa prosedur kan tidak bisa. Jadi kita buat secara prosedur dan tidak melanggar hukum," tandas dia. (Dny/Gdn)