Liputan6.com, Philadelphia - Hillary Clinton sah menjadi perempuan Amerika Serikat pertama yang dinominasikan sebagai calon presiden oleh sebuah partai besar: Partai Demokrat.
Pencapaian tersebut diraih mantan Ibu Negara Amerika Serikat itu dalam pemungutan suara dari 50 negara bagian dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Penominasian Nyonya Clinton dilakukan sehari setelah pendukung Senator Bernie Sanders menggelar aksi protes, dengan ejekan dan cemoohan, pada hari pertama konvensi berlangsung. Aksi ini memaksa para petugas partai bekerja ekstra keras untuk meredakan ketegangan.
Protes terjadi menyusul bocoran Wikileaks yang mengungkapkan surel-surel (surat elektronik) rahasia petinggi Demokrat yang mengisyaratkan sikap "berat sebelah" dalam penentuan capres partai tersebut.
Hillary Clinton meraih 2.382 delegasi yang disyaratkan dalam nominasi setelah South Dakota mengumumkan suaranya.
Sebagai simbol persatuan dalam partainya, rival Hillary, Bernie Sanders , mengambil mikrofon dalam upaya menghentikan prosedur pemilihan dan meminta Clinton dideklarasikan sebagai nominator secara aklamasi.
Aksinya dilakukan di tengah pemilihan yang berlangsung hampir dua jam, diiringi sorak sorai para pendukungnya yang menyerukan, "Bernie! Bernie!"
"Saya bergerak agar Hillary Clinton dinyatakan sebagai nominator Partai Demokrat," kata Sanders, seperti dikutip dari USA Today, Rabu (27/7/2016).
Sanders bahkan meminta para delegasi untuk membantu Hillary Clinton maju dalam pertempuran sesungguhnya, melawan capres dari Partai Republik: Donald Trump.
"Ini bukan hanya soal memilih kandidat," kata dia."Namun, tentang transformasi negara ini. Media mungkin tak suka untuk membicarakan isu-isu yang sesungguhnya penting. Tapi itulah yang ingin didengar rakyat AS."
Ketua Komite Konvensi Demokrat, Marcia Fudge, menyetujui usulan Sanders. Sorak sorai dukungan untuk Hillary Clinton pun pecah.
Apa yang dilakukan Sanders mengingatkan pada situasi yang terjadi dalam Konvensi Demokrat pada 2008 lalu. Kala itu Hillary Clinton menginterupsi proses prosedural dan meminta Barack Obama dipilih secara aklamasi.
Sanders mengatakan, tetap penting artinya bagi para delegasi untuk memberikan suara mereka untuknya dalam konvensi.
"Saya ingin negara ini dan dunia, juga seluruh rakyat, mengapresiasi bentuk kesuksesan yang telah kami raih," kata dia.
Perwakilan dari Hawaii, Tulsi Gabbard, memuji langkah yang selama ini dilakukan Sanders. Ia mengatakan Senator Vermont itu telah memberi inspirasi tentang "gerakan kasih"--yang menunjukkan kepedulian pada rakyat AS yang kehilangan pekerjaan atau terjerat utang biaya kuliah, juga menaruh perhatian pada lingkungan, para veteran, dan nyawa-nyawa yang hilang dalam perang yang sesungguhnya tak perlu pecah.
"Karena ini adalah momentum yang digelorakan oleh cinta, itu tak bisa dihentikan atau dikalahkan," kata dia.
Malam kedua konvensi lebih difokuskan pada isu ras dan keadilan, sebuah topik yang juga mendominasi Konvensi Partai Republik di Cleveland pekan lalu.
Sybrina Fulton, ibu Trayvon Martin--yang kematiannya memicu gerakan Black Lives Matter--juga maju ke atas panggung untuk menyuarakan dukungannya pada Clinton.
Advertisement