Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi sedang ramai diperbincangkan. Selain karena prestasi gemilangnya dalam membenahi wajah Angkasa Pura II, Budi Karya juga dipercaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan posisi Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan Republik Indonesia.
Pria kelahiran Palembang, 18 Desember 1956 ini memulai karirnya sejak tahun 1982 sebagai Arsitek Perencana pada Departemen Real Estate PT Pembangunan Jaya dan sebagai Arsitek Perancang pada 1982. Setahun berselang, pada 1983 Budi menjadi Arsitek Pelaksana untuk perumahan Bintaro Jaya dan Kemang Jaya.
Advertisement
Tahun–tahun berikutnya karir Budi Karya makin melejit melalui business development, property management, marketing management dan bidang keuangan. Sebagai direktur, Budi sangat berperan dalam PT Pembangunan Jaya Ancol, tbk dengan melakukan reklamasi 60 ha lahan di Ancol Barat, melakukan obligasi dua kali dengan rating terbaik di antara perusahaan properti, dan banyak sederet prestasi gemilang lainnya.
Hingga prestasi dalam karir terbarunya adalah ketika Budi Karya ditunjuk menjadi Direktur Angkasa Pura II, dengan tantangan mengubah citra Bandar udara di Indonesia supaya menjadi lebih baik.
Budi sukses dengan melakukan beberapa pembenahan di Bandar Udara Soekarno Hatta dengan membangun Terminal 3 Ultimate untuk meningkatkan kapasitas bandara dan juga untuk memperbaiki citra bandara internasional tersebut.
Uniknya sebelum disebut menggantikan Jonan, Budi Karya sempat berseberangan dengan kebijakan Jonan. Budi Karya tempo hari menolak permintaan Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno-Hatta, akibat kesalahan ground handling yang dilakukan maskapai Lion Air pada 10 Mei lalu.
Namun dengan segudang pengalamannya di bidang korporasi dalam BUMD, BUMN hingga saat ini dia menjabat sebagai Presiden Direktur Angkasa Pura II beliau sangat diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam menteri perhubungan untuk membuat citra transportasi Indonesia lebih baik. (Nabila).