Liputan6.com, Malang - Astriati Wiwin Saraswati memajang sejumlah potret dirinya bersama warga negara asing (WNA) di dinding Kedai He–Ha miliknya di Jalan Patimura Kota Malang, Jawa Timur. Para WNA itu bukan artis atau diplomat asing, melainkan wisatawan mancanegara yang datang makan di warung miliknya.
Sebenarnya, masih banyak lagi foto tersimpan di telepon cerdas milik Wiwin yang diambil dengan teknik wefie. Ia selalu menyempatkan diri ber-wefie ria dengan tamu dari luar negeri yang datang untuk membeli makan di warungnya.
"Turis asing yang datang makan di warung ini mayoritas backpacker. Memang tidak tiap hari, tapi selalu ada yang datang beli makan di warung ini," kata Wiwin di Malang, Jawa Timur, Rabu (27/7/2016).
Kedai makan itu tak terlalu luas, berukuran sekitar 6x3 meter. Tapi lokasinya cukup strategis, persis di tepi jalan raya. Berfoto bersama dan memajang sebagian kecil hasil wefie itu memiliki banyak makna bagi Wiwin.
Selain menambah keakraban, sekaligus jadi media promosi bagi warungnya untuk menggaet calon pembeli asing yang jalan kaki melintas di sana.
"Bisa meyakinkan calon pembeli lainnya, bahwa di sini juga jadi jujukan (rujukan) rekan mereka sesama wisatawan mancanegara," ucap dia.
Advertisement
Bahasa Inggris
Tak mahir berbahasa Inggris tidak menjadi penghalang bagi Wiwin untuk berkomunikasi dengan para pembelinya itu. Ia memanfaatkan telepon cerdasnya untuk membantu memudahkan komunikasi.
Ia pun tahu mayoritas tamu asing itu memiliki tujuan ke Gunung Ijen, Bromo, dan Bali. Termasuk apakah mereka datang dengan istri, kekasih, atau rekan sesama traveler.
"Kan ada translate di internet, kalau bingung dengan yang mereka ucapkan ya tinggal klik sudah tahu artinya. Ngobrolnya bisa lebih enak," tutur dia.
Dengan pola komunikasi itu Wiwin jadi lebih tahu profil pelanggan di warungnya itu. Nasi pecel dan nasi rawon atau disebut sebagai salad java dan black soup jadi menu kegemaran para wisatawan.
Bahkan, ada seorang wisatawan asal Amerika Serikat yang sudah tiga kali mampir makan ke warungnya dalam beberapa tahun terakhir ini.
"Namanya Lewis, kebetulan istrinya orang Madiun, Jawa Timur juga. Kalau pelesir ke Malang, pasti mampir makan di warung ini," ujar Wiwin.
Kedai He–Ha milik Wiwin ini juga hanya berjarak sekitar 20 meter dari sebuah hotel. Kebetulan pula, hotel ini salah satu tempat menginap favorit turis asing. Wiwin pun mengakui warung miliknya kebagian rezeki dari tamu hotel itu.
"Ya mereka memilih tak makan di hotel dan datang ke warung. Mungkin bisa sedikit menghemat pengeluarannya," kata dia.
Kota Malang setiap tahun dibanjiri wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pada 2015 lalu, berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang ada 8.625 wisatawan mancanegara datang di kota ini.
Advertisement