Pesan Pengusaha pada Menteri Baru Jokowi

Ketua Apindo Haryadi Sukamnadi mengharapkan perombakan kabinet yang dilakukan dapat meningkatkan daya saing.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Jul 2016, 14:59 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta para menteri yang ditunjuk dalam reshuffle kabinet jilid 2 memberikan stimulus untuk mendorong perekonomian. Lantaran kondisi ekonomi Indonesia sedang lesu karena imbas ekonomi global melemah.

Ketua Apindo Haryadi Sukamdani mengatakan, menteri yang ditunjuk seharusnya tidak membuat kebijakan yang menekan daya saing. Sebagaimana diketahui, sebelumnya beredar rencana pemberlakuan cukai plastik.

"Contoh cukai plastik bikin resah semua orang bukannya mendorong daya saing," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (27/7/2016).

Dia mengatakan, beberapa kebijakan sebelumnya justru melemahkan daya saing. Antara lain, kebijakan untuk menyerahkan data kartu kredit. "Kalau orang diganggu ya menimbulkan masalah. Karena kartu kredit ritel drop," ujar dia.

Haryadi mengatakan, seharusnya pemerintah memberikan kelonggaran kepada pada pengusaha supaya perekonomian tumbuh. Ia menuturkan, hal tersebut merupakan langkah terbaik untuk menghadapi ekonomi global yang lesu. "Kita harus berpikir daya saing, pesannya itu," ujar dia.

Haryadi menuturkan perombakan kabinet mendesak dilakukan lantaran asumsi makro yang meleset dari target.

"Tentunya mendesak, kinerja ekonomi turun. Tidak seperti diharapkan, tidak normal," ujar dia.

Ia menuturkan, kinerja Kementerian Keuangan menjadi salah satu hal yang paling penting disoroti. Hal itu karena Kementerian Keuangan mematok anggaran belanja negara terlalu tinggi.

Imbasnya pemerintah juga mematok penerimaan yang tinggi pula. Target penerimaan yang tinggi, Haryadi menilai hal itu membuat tak tercapai sehingga berdampak ke ekonomi.

"Belanjanya tinggi, sehingga pajak mengikuti," ujar dia.

Namun, dia juga mengapresiasi kinerja Kemenkeu karena mampu merealisasikan tax amnesty atau pengampunan pajak.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan banyak stimulus untuk mendorong perekonomian. Terlebih, dia menuturkan perekonomian global sedang lesu."Tapi harus memberikan credit poin karena tax amnesty sukses‎," ujar dia.(Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya