Liputan6.com, Pekanbaru - Delapan rumah terbuat dari kayu atau pondok yang diduga dijadikan perambah untuk membabat hutan dan membakar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dibakar tim ekspedisi kawasan konservasi.
Bukannya takut dan meninggalkan kawasan, ratusan perambah atau penduduk ilegal melawan. Mereka berkumpul pada satu titik yang ada pondok-pondok perambahan untuk melawan.
"Setelah dibakar beberapa waktu lalu, ada sekitar 400 penduduk ilegal yang diduga perambah berkumpul. Ini sebagai persiapan jika tim ekspedisi datang," kata Kasi Operasional Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Mayor Ferry Duwantoro yang tergabung dalam Satgas Karhutla di Riau, Rabu (27/7/2016).
Informasi ini diperoleh Ferry dari kepolisian setempat di Kecamatan Ukui. Kepolisian memantau adanya perkumpulan massa sebagai bentuk protes terhadap pembakaran pondok yang diduga jadi tempat perambahan.
"Kapolsek juga melaporkan bahwa massa yang berkumpul itu merupakan penduduk ilegal di situ," kata Ferry.
Tak hanya laporan dari Kapolsek, Ferry yang langsung memimpin pemantauan titik api di TNTN juga melihat masih ada pondok-pondok yang berdiri di TNTN, yang masuk wilayah Kecamatan Ukui itu.
"Dari helikopter atau udara terlihat ada orang yang tengah berkumpul meski tidak banyak. Mereka tampak berjaga-jaga," ungkap Ferry.
Baca Juga
Advertisement
Pantauan Ferry selama ini, kawasan TNTN di Ukui merupakan wilayah yang banyak berdiri pondok perambah liar dan konsentrasi penduduk ilegal. Ia mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Marsekal Pertama Henri Alfiandi.
Atas laporan itu, Henri menyatakan akan bertindak tegas. Seperti sebelumnya, Pasukan Khas TNI AU akan diturunkan bersama anggota Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.
"Tunggu tanggal mainnya," tegas Hendri singkat.
Satgas Udara Karhutla Riau memantau masih terdapat titik api di kawasan TNTN. Beberapa kawasan juga terlihat ditebang dan bekas kebakaran serta diselimuti kabut.
"Ada juga sisa kebakaran yang sudah padam. Ada juga kepulan asap di lahan yang sudah dijadikan perkebunan sawit," ujar Ferry menambahkan.
Selama ini, kawasan TNTN merupakan daerah konservasi yang tergolong 'aneh'. Pasalnya, terdapat perkampungan dan pengalihfungsian kawasan taman nasional menjadi perkebunan sawit.