Liputan6.com, Jakarta - Dr. Sjahrir atau yang akrab disapa Ciil dikenal sebagai seorang aktivis, ekonom hingga akademisi. Semasa hidupnya, Pria kelahiran Kudus, 24 Februari 1945 ini mendedikasikan diri untuk negeri tercinta.
Ciil ikut aktif di berbagai gerakan sosial politik sejak duduk di bangku kuliah. Bahkan, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini pernah dijebloskan ke penjara dalam peristiwa Malari pada 1974.
Advertisement
Kala itu, Sjahrir bersama rekan-rekannya memprotes kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan peran investasi asing di Indonesia.
Setelah keluar dari penjara, Sjahrir mendapatkan beasiswa dan melanjutkan kuliah Universitas Harvard. Usai meraih gelar doktor, suami dari Kartini Panjaitan ini membagi ilmunya dengan menjadi dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bersama rekan-rekannya, Sjahrir mendirikan Insititute for Economic and Financial Research (Ecfin). Dia juga telah menulis puluhan buku buah pemikirannya di bidang politik dan ekonomi.
Berkat kepiawaannya di bidang ekonomi, Sjahrir didapuk sebagai Penasihat Ekonomi Presiden di era Susilo Bambang Yudhoyono.
Kiprahnya di dunia politik juga tak terhenti. Sjahrir mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia Baru pada 2002 dan memimpin partai tersebut hingga akhir hayatnya.
Pada 28 Juli 2008, sang ekonom handal menghembuskan nafas terakhirnya di Singapura. Sewindu berlalu, kenangan akan Sjahrir masih sangat melekat di ingatan sang istri, Kartini.
Ibu dua anak ini mengenang Sjahrir sebagai teman diskusi yang cerdas. Dia mengaku sering menghabiskan waktu untuk berbincang dan berdebat dengan Sjahrir.
"Sjahrir itu suami yang baik dan juga sahabat bagi saya. Tapi yang paling saya ingat teman bercakap-cakap yang menyenangkan," kenangnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
Di balik sosoknya yang pemikir, Kartini menyebut Sjahrir sebagai orang yang humoris. Bahkan, guyonan yang lucu dari mulut Sjahrir adalah hal yang paling dirindukan Kartini.
"Ada kalanya konyol, becandaannya lucu. Orangnya lucu. Tapi ada kecerdasan di balik itu. Sjahrir adalah orang yang mau menerima perbedaan. Jadi dia selalu menyatakan, sepakat untuk tidak bersepakat untuk berbagai hal," ceritanya.
Bagaimana Sjahrir di mata orang terdekat? Simak wawancara Farhannisa Nasution dari Liputan6.com bersama Kartini Sjahrir dan putra sulungnya, Pandu Patria Sjahrir dalam video berikut: