Liputan6.com, New York - Harga emas diperdagangkan lebih tinggi setelah Federal Reserve memutuskan tak mengubah suku bunga acuannya, tetapi mengisyaratkan kemungkinan peningkatan dalam beberapa bulan mendatang.
Harga emas untuk pengiriman Desember baru-baru ini naik 0,9 persen menjadi US$ 1.339,50 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga ditutup naik 0,5 persen menjadi US$ 1.334,50, tetapi diperdagangkan lebih rendah ke posisi US$ 1.323 per troy ounce, setelah pernyataan Fed dirilis.
Setelah pertemuan selama dua hari, Bank Sentral AS mengatakan risiko ekonomi jangka pendek telah berkurang dan pasar tenaga kerja telah membaik.
Advertisement
Suara the Fed lebih positif dibandingkan dengan pertemuan terakhir, yang mendorong beberapa spekulasi bahwa data AS mungkin cukup kuat untuk memungkinkan terjadi perubahan tingkat suku bunga pada tahun ini, yang kemungkinan terjadi pada awal September.
Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures, mengatakan harga emas memberikan reaksi awal sementaranya dari pernyataan the Fed. Pedagang masih melihat kenaikan tarif akan terjadi pada September atau Desember.
"Saat ini, kondisi harga emas seperti itu mungkin tidak dalam kartu. Sebab pasar ... tidak percaya bahwa Fed tidak akan melakukan apa-apa pada tahun ini," jelas dia.
Kenaikan tarif biasanya akan menurunkan harga emas dan menguatkan dolar. Sebab investor akan menjauh dari aset seperti emas, yang tidak menghasilkan bunga, dan mencari instrumen yang menawarkan hasil yang lebih baik.
George Gero, Managing Director RBC Wealth Management, mengatakan banyak investor melakukan penyesuaian perdagangan emasnya untuk sisa tahun ini. Namun, pasar mungkin perlu beberapa hari ke depan untuk mencerna sinyal terbaru dari pejabat the Fed.