Gabung MU, Mkhitaryan Berharap Mendiang Ayahnya Tersenyum

Mkhitaryan sudah ditinggal sang ayah ketika dia baru berusia 7 tahun.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 28 Jul 2016, 09:30 WIB
Gelandang anyar MU, Henrikh Mkhitaryan (Reuters)

Liputan6.com, Manchester - Henrikh Mkhitaryan datang ke Manchester United dengan segudang harapan di kepala. Gelandang serang asal Armenia ini amat termotivasi sejak diumumkan resmi berseragam The Red Devils.

Mendiang sang ayah menjadi pemantik semangat pemain yang dibeli MU dari Borussia Dortmund ini. Sang ayah diketahui meninggal dunia pada 1996, atau saat Mkhitaryan baru berusia 7 tahun.

Sang ayah bernama Hamlet Mkhitaryan dan diketahui juga merupakan pemain Timnas Armenia. Kanker merenggut Hamlet saat ia berusia 33 tahun. Tak pelak, itu merupakan kenangan pahit bagi Mkhitaryan.

Sejak saat itu, Mkhitaryan bertekad untuk membuat bangga mending ayahnya bangga. Pemain yang telah menginjak usia 27 tahun ini berharap sang ayah sekarang bisa tersenyum melihat dia berkostum MU.

Foto dok. Liputan6.com


"Sayang disayangkan, dia berusia 33 tahun saat meninggal, dan saya baru 7 tahun. Namun, hidup harus berlanjut dan saya berharap dia sekarang bangga ketika melihat saya. Saya melakukan segalanya untuk membuat dia bangga," kata Mkhitaryan, seperti dilansir Mirror.

Akan tetapi, mantan pemain Shakhtar Donetsk ini tidak bisa menutupi kesedihannya karena banyak fase dalam hidupnya tidak dihadiri sang ayah. Mkhitaryan mengungkapkan bagaimana dia ingin sang ayah berada di sampingnya untuk memberikan motivasi.

 

Foto dok. Liputan6.com


"Saya sedih ia tidak melihat saya bergabung ke United, karena saya pikir dia bisa membantu saya dengan kata-kata dukungan, tapi begitulah hidup. Dia motivasi saya," tuturnya.

"Saat saya masih belia untuk menuju sepak bola profesional, saya bermimpi pergi dengannya ke tempat latihan. Mimpi itu membuat saya bekerja keras untuk menjadi pemain sepak bola profesional," katanya.

Foto dok. Liputan6.com


Mkhitaryan mengaku, sebagai seorang anak, sangat sulit tumbuh tanpa kehadiran ayah. Menurut dia, dalam keluarga, Anda butuh seorang pria yang memberikan arah dan disiplin, yang seharusnya dilakukan ayah.

Henrikh mengaku dirinya sempat frustrasi setelah ditinggal ayahnya. Tapi, dia bisa bangkit dan berjanji akan menjadi pesepak bola tangguh seperti ayahnya.

Foto dok. Liputan6.com


"Jadi, ibu saya adalah ibu saya dan ayah saya. Saya berterima kasih kepadanya dan berterima kasih kepada semua orang yang berada di samping saya pada saat-saat sulit," katanya.

Henrikh bergabung dengan Manchester United setelah diboyong senilai 26 juta pounds dari Dortmund. Sebagai pengganti, Dortmund memulangkan Mario Goetze, yang sebelumnya memperkuat Bayern Muenchen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya