Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah memutuskan ikut Pilkada DKI Jakarta melalui jalur partai politik. Keputusan itu diumumkan calon gubernur DKI petahana ini Rabu malam tadi. Ahok memilih jalur parpol karena didukung tiga partai, yakni Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Ketua Harian DPP Partai Golkar, Nurdin Halid, memuji langkah Ahok ini. Dia menilai Ahok adalah politikus cerdas. Sebab, ia mampu menjalankan aktivitas politik dan pemerintahannya melalui dua jalur, yakni jalur parpol dan jalur masyarakat.
Advertisement
"Ahok ini menurut saya seorang politisi cerdas karena mampu menciptakan kegairahan politik lewat jalur masyarakat dan juga parpol yang menyerap aspirasi masyarakat," ujar Nurdin di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Menurut Nurdin, pilihan Ahok ini merupakan keputusan demokrasi yang bagus. "Keputusan demokrasi Ahok kemarin sudah sangat bagus. Dia tetap menghargai kedua pihak, parpol dan TemanAhok," Nurdin menambahkan.
Meski akhirnya Ahok lebih memilih kendaraan parpol, Nurdin mengatakan, tetap mengapresiasi eksistensi TemanAhok dalam membantu proses pencalonan Ahok hingga dapat mengumpulkan lebih dari 1 juta KTP DKI.
"Tidak ada perbedaan antara ketiga parpol (Golkar, Hanura, Nasdem) dengan TemanAhok. Parpol nantinya bisa menjalin kerja sama dan pencerahan ke TemanAhok, begitu juga dengan TemanAhok," tutur Nurdin.
Nurdin yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pilkada Pusat Partai Golkar ini juga berkomentar soal sikap yang harus ditunjukkan Ahok kepada PDIP.
"Ahok kan dekat dengan PDIP. Kemarin pas Pilkada nggak bisa dipungkiri ada campur tangan PDIP. Silaturahim dengan PDIP harus tetap terjaga, dalam hal ini harus lakukan lobi politik kepada 3 parpol lain untuk saling bahu membahu di pilkada tahun depan," jelas Nurdin.
PDIP sendiri, setelah Ahok mengumumkan kendaraan politiknya, mengatakan tidak akan tergesa-gesa untuk mengambil keputusan.
"PDI Perjuangan tidak akan tergesa-gesa (untuk memutuskannya)," ucap Pelaksana Tugas DPD PDIP DKI Jakarta Bambang DH kepada Liputan6.com, Rabu, 27 Juli 2016. (Winda Prisilia)