Chatib Basri: Robot Ganti Resepsionis di Negara Ini

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menuturkan pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan sesuai perkembangan zaman.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Jul 2016, 12:31 WIB
Chatib Basri (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menyatakan, dunia tengah memasuki era revolusi industri keempat. Periode baru ini dapat memicu ketimpangan di sebuah negara semakin lebar karena bisa menimpa Indonesia, Thailand, Filipina, bahkan Amerika Serikat (AS) sekalipun.

"Dalam sebuah era revolusi industri keempat ini, saya ingat bulan lalu ada di Tokyo, Jepang dengan Bu Mari Elka Pangestu. Di satu tempat, saya kaget sekali resepsionis sudah ditukar dengan robot," kata Chatib saat menghadiri acara Seminar Pikiran Ekonomi Politik DR Sjahrir Relevansinya Sekarang dan Masa Datang di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (28/7/2016).

Dia menceritakan, tamu yang datang dapat bertanya atau berinteraksi dengan resepsionis robot dengan pilihan dua bahasa, yakni bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan akan ada satu pola pergeseran dalam sebuah proses produksi.

"Harga robot tidak terlalu mahal hanya US$ 1.000, tapi saya bisa bayangkan ini (robot) bisa menggantikan tenaga kerja yang tidak punya keahlian (unskill)," jelas Chatib.

Di era revolusi industri keempat, Ia mengakui, hanya orang-orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang dapat bertahan. Lantaran perkembangan informasi teknologi begitu cepat.

"Orang yang punya kapasitas informasi teknologi, bisa hidup di mana saja. Lalu bagaimana dengan yang unskill? Nah, revolusi industri keempat ini bikin jurang ketimpangan semakin tinggi," papar Chatib.

Dalam kondisi seperti ini, sambungnya, harus ada intervensi dari pemerintah untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia. Indonesia, kata Chatib Basri, tidak bisa lagi tergantung pada sumber daya alam maupun upah buruh murah.

"Human capital jadi penting dan di sinilah negara perlu hadir untuk melakukan pemerataan, membuat kebijakan yang sejalan dengan perkembangan zaman, seperti pemikiran DR Sjahrir, di mana pemenuhan kebutuhan pokok membutuhkan intervensi negara yang tidak mematikan inovasi," ujar Chatib.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya