Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada petugas pajak di seluruh Indonesia untuk pro aktif melayani wajib pajak. Sebab, program pengampunan pajak (tax ammesty) yang sedang menjadi fokus pemerintah tidak akan berjalan bila petugas lapangan tidak mendukung.
Jokowi menjelaskan, fasilitas pengampunan pajak ini sangat diminati oleh para pengusaha. Sambutan positif ini harus diimbangi dengan kinerja pro aktif dari para petugas pajak di lapangan. "Harus pro aktif jemput bola, dan jangan malah menakut-nakuti," tegas Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Jokowi mengatakan, paradigma petugas pajak baik di tingkat pusat maupun daerah harus berubah. Petugas tidak boleh lagi hanya menunggu di kantor sampai para wajib pajak datang sendiri.
"Utamanya di Dirjen Pajak, pelaksana pajak harus pro aktif. menjemput bola. Tidak bisa lagi diam. Zamannya sudah berubah momentum ada," pungkas Jokowi.
Baca Juga
Advertisement
Pengarahan ini sedikitnya dihadiri oleh 600 lebih pejabat pajak di seluruh Indonesia. Hadir pula menteri kabinet Kerja, seperti Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro, Jaksa Agung HM Prasetyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Ketua KPK Agus Raharjo.
Hanya saja, tak tampak Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pengarahan itu. Padahal, semula JK dijadwalkan juga hadir dalam pengarahan itu.
Sebelumnya, untuk mensukseskan program tax amnesty, Jokowi bahkan akan datang langsung ke Singapura untuk mensosialisasikan program pengampunan pajak ini.
"Saya akan datang ke Singapura, Jakarta akan saya ulang, Makassar, Semarang, Bandung saya akan datang sendiri," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Kesungguhan Jokowi ini bukan tanpa alasan. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin menunjukkan pemerintah tidak main-main dalam masalah tax amnesty. "Saya ingin memberi pesan, pemerintah serius, all out untuk tax amnesty," lanjut Jokowi.
Karena itu, Jokowi juga meminta kerja keras dari Dirjen Pajak dan kantor pajak di seluruh Indonesia dalam menghadapi ini. Bila terlena dan tak berubah, dapat dipastikan program tak akan mencapai target. "Kalau kita sudah mati-matian seperti itu tapi pelaksana lapangan tidak siap. Lepas kita," pungkas Jokowi.