Liputan6.com, Jakarta Aplikasi pembaca berita di Indonesia yaitu Baca baru-baru ini mendapat pendanaan Seri B dari Bertelsmann Asia Investment (BAI), Crystal Stream, dan CC Zhuang. Jimmy Sie selaku COO Baca, tidak menyebutkan secara pasti nominal pendanaan tersebut, namun ia memastikan kalau nilainya melebihi angka US$20 juta (sekitar Rp263 miliar).
Sebagai aplikasi penyedia berita untuk masyarakat, Baca melakukan monetisasi melalui iklan yang tampil di berita-berita mereka. “Iklan tersebut kami letakkan di bagian akhir sebuah berita,” ucap Jimmy.
Advertisement
Sampai sekarang, Baca mengklaim mempunyai satu juta pengguna aktif harian di Indonesia. Setiap harinya, mereka bisa mengumpulkan antara 20 ribu sampai 25 ribu artikel, yang berasal dari 500 media.
Aplikasi Baca pun menganalisis berita-berita yang sering dibaca oleh setiap pengguna mereka, untuk kemudian menghadirkan berita lain yang sesuai dengan minat pengguna tersebut.
Maka tidak heran, jika Baca kini tengah mempersiapkan diri untuk berekspansi ke luar Indonesia. “Negara pertama yang kami pilih adalah Brazil, dan sekarang kami telah mempunyai satu juta pengguna yang aktif menggunakan aplikasi kami setiap harinya di negara tersebut. Setelah itu, kami juga akan berusaha menjangkau negara-negara lainnya,” tutur Jimmy.
Di Indonesia, Baca harus bersaing dengan aplikasi agregator berita lainnya, seperti BaBe dan Kurio. Namun mereka punya beberapa keunggulan dibanding pesaing mereka, seperti tidak perlunya pengguna melakukan login, serta sedikitnya kuota internet yang harus dihabiskan saat membaca sebuah berita.
“Untuk menjangkau lebih banyak pengguna, kami pun tengah mempersiapkan strategi promosi baik secara online maupun offline,” ujar Jimmy.
(*)