Liputan6.com, New York - Dari masa ke masa, peradaban-peradaban manusia telah mendirikan bangunan-bangunan indah dan megah menurut kegunaan masing-masing. Ada yang menjadi tempat pemujaan dewa, tempat beribadah, astronomi, ataupun keperluan lain.
Selain membangun, ternyata manusia pun menghancurkan lambang-lambang peradaban itu karena berbagai alasan.
Sejumlah bangunan lambang peradaban manusia telah hancur karena kerakusan, kelalaian, ataupun kebencian. Sebagian besar tidak pernah dapat dikenali lagi, apalagi dibangun ulang.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Live Science pada Kamis (287/2016), berikut ini adalah 10 harta karun peradaban yang lenyap:
1. Kota Nimrud
Kota purba Nimrud di wilayah Irak dulunya adalah ibukota Kerajaan Asiria pada masa kekuasaan Raja Ashurnasirpal II dari 883 SM hingga 859 SM. Kerajaan itu membentang dari Teluk Persia hingga ke Laut Tengah.
Istana kerajaan dihiasi dengan ukiran-ukiran gading dan batu yang menggambarkan sang raja sedang berburu, bertempur dan melakukan ritual keagamaan.
Pada 2015, kelompok teroris ISIS menghancurkan kota itu dengan menggunakan bahan peledak serta bulldozer. Hanya secuil bagian kota yang pernah digali oleh para ahli arkeologi.
Pada Abad ke-19, salah satu penjelajah yang menggali Nimrud adalah ahli arkeologi Inggris bernama Austen Henry Layard. Hasil temuannya sekarang dapat dilihat di British Museum, London, dan Metropolitan Museum of Arti di New York.
2 Kuil di Palmyra
Pada Mei 2015, kelompok teroris ISIS menguasai Palmyra yang merupakan kota kuno di Suriah dan kaya dengan peninggalan arkeologis.
ISIS melumat dan menghancurkan beberapa situs arkeologi, termasuk kuil kuno tempat pemujaan dewa Baalshamin dan dewa Bel.
Usia kuil-kuil itu sekitar 2.000 tahun dan memiliki beberapa tiang dengan hiasan halu. Pada saat kuil-kuil itu masih dipergunakan, Palmyra sedang berada di bawah kekuasaan Romawi.
Kota itu menjadi pusat perdagangan yang membawa kemakmuran.
Angkara ISIS
3 Manusia Peking
Beberapa fosil dari spesies hominid yang dikenal sebagai Homo erectus pekinensis digali pada 1920-an dan 1930-an di gua Zhoukoudian, China. Usianya diperkirakan setengah juta tahun.
Pada 1937, Jepang menduduki China dan, pada 1941, fosil-fosil itu dikemas dalam peti-peti kayu untuk dikapalkan ke Amerika Serikat guna menyelamatkannya. Tidak jelas apa yang terjadi sesudahnya, tapi banyak cendekiawan menduga fosil-fosil itu tidak pernah mencapai AS.
Walaupun fosilnya hilang, penelitian terhadap spesies dengan julukan Manusia Peking itu terus berlanjut. Sejumlah penggalian baru mengungkapkan bahwa Manusia Peking mampu menggunakan api, mengasah tombak, bertukang kayu, dan merancang pakaian perlindungan musim dingin.
Kepiawaian membuat baju dan mengendalikan api dipandang penting karena penelitian juga menunjukkan bahwa Manusia Peking diduga tiba di China setidaknya 780 ribu tahun lalu, ketika iklim China lebih dingin.
4 Pohon Ténéré
Sebelum dimusnahkan, Pohon Ténéré adalah sebatang pohon akasia terpencil di kawasan Ténéré, bagian dari Gurun Sahara di Niger masa kini.
Pohon itu diduga sebagai satu-satunya pohon yang tumbuh di lokasi paling terkucil di Bumi. Keunikannya dijadikan penanda jalan bagi mereka yang berkelana di belantara sunyi.
Akar pohon itu menancap hingga ke air bawah tanah. Walaupun usianya tidak diketahui, pohon itu diduga mulai tumbuh ketika kawasan Ténéré masih lebih lembab.
Riwayat pohon itu berakhir pada 1973 ketika ditabrak sebuah kendaraan. Sejumlah laporan menengarai bahwa pengemudi kendaraan itu sedang mabuk, namun tidak ada kepastian tentang ini.
Sekarang ada patung logam berbentuk pohon di tempatnya dulu berada.
5 Patung Buddha Bamiyan
Dua patung raksasa Buddha setinggi 55 dan 38 meter berdiri berdampingan di Lembah Bamiyan, Afghanistan, dan berusia kira-kira 1.500 tahun.
Dua patung itu menjadi bagian dari "kumpulan biara, tempat sembahyang, dan rumah suci Buddha di sepanjang lembah yang bertarikh ke Abad ke-3 hingga 5 M," demkikian menurut keterangan UNESCO World Heritage Site.
Pada Maret 2001, dua patung itu diledakkan menggunakan dinamit dan dihancurkan oleh Taliban yang saat itu menguasai sebagian besar Afghanistan.
Taliban kemudian diusir pada akhir 2001 dan tim arkeologi berhasil menggali bagian-bagian yang belum dihancurkan.
Sebuah sistem proyeksi cahaya dipasang untuk mereka ulang gambar patung-patung itu dalam relung masing-masing.
6 Biara Mar Benham
Biara Mar Benham terletak dekat kota Mosul di Irak dan bertarikh hingga abad ke 6 M. Biara Kristen yang berisi arsitektur dan tulisan-tulisan bersejarah itu dihancurkan oleh ISIS pada 2014.
Beberapa tahun sebelum dihancurkan ISIS, Amir Harrak melakukan dokumentasi naskah-naskah dan arsitektur di Mar Benham. Ia adalah seorang profesor mata kuliah peradaban Timur Dekat dan Timur Tengah di University of Toronto, Kanada.
Ia sekarang bekerja di Canadian Centre for Epigraphic Documents untuk mengubah foto-foto ke dalam bentuk digital dan mencatatkan hasil-hasil penelitiannya.
Advertisement
Kamar Berlapis Emas
7 Piramida di Nohmul
Pada 2013, sebuah piramida setinggi 30 meter di kompleks Nohmul ditabrak bulldozer. Kompleks itu adalah situs upacara suku Maya di Belize dan berumur hingga 2000 tahun.
Associated Press melaporkan bahwa piramid itu dihancurkan ketika mengambil batu-batu alam untuk proyek pembangunan jalan.
Piramida itu berdiri di tanah pribadi dan dilindungi oleh undang-undang Belize yang melarang penghancuran situs-situs kuno.
Jaime Awe, kepala Lembaga Arkeologi Belize, mengatakan, "Mereka menggunakan batu piramida untuk mengisi badan jalan. Dasar malas."
8 Situs Mantle
Di Kanada dan AS, tekanan untuk membangun perumahan dan ruang komersial menjurus kepada penghancuran situs-situs arkeologi Pribumi Amerika yang berusia berabad-abad.
Situs Mantle yang berusia 500 tahun di Whitchurch-Stouffville, provinsi Ontario, Kanada, berisi hampir 100 rumah panjang dan digali antara 2003 dan 2005. Kemudian, lokasi itu diratakan untuk pembangunan perumahan.
Struktur kayu rumah-rumah panjang di sana memang kebanyakan telah sangat lapuk, tapi artefaknya masih ada dan para ahli arkeologi berhasil memindahkannya sebelum situs dimusnahkan.
Situs itu terletak di Ontario, suatu wilayah hukum yang kerap mendapat kritikan karena kurang memberi perlindungan hukum untuk tempat-tempat bersejarah.
Perbaikan hukum terjadi baru-baru ini. Seandainya perlindungan hukum itu sudah ada sejak 2003, situs itu mungkin masih ada, demikian menurut para ahli arkeologi yang menggali di sana.
9 Frauenkirche Dresden
Sebuah katedral indah bergaya Baroque dibangun pada Abad ke-18 di Dresden, Jerman. Katedral rancangan George Bähr ini memiliki kubah seberat 12.000 ton. Pembangunan dimulai pada 1722 dan dikerjakan hingga beberapa dekade. Ternyata berat kubah itu menjadi masalah.
Pada 13 dan 14 Februari 1945, kota Dresden menjadi sasaran pemboman malam oleh pasukan Sekutu yang ingin menghancurkan kesatuan-kesatuan, instalasi, pabrik, dan rumah pekerja militer Jerman . Mimbar kayu dan galeri di gerja itu terbakar habis dan katedral menjadi panas sekali sehingga runtuh dalam 2 hari.
Para ahli sejarah mempertanyakan apakah pemboman Dresden memang diperlukan. Sebuah katedral baru telah dibangun.
10 Ruang Amber
Ruang Amber dulunya terletak dalam Istana Catherine di Tsarskoe Selo, dekat St. Petersburg, Russia. Nama istana itu berasal dari nama istri Tsar Peter Agung.
Ruang yang dibangun pada abad 18 itu berisi mosaik, permata, cermin, ukiran berlapis emas dan panel-panel yag dibuat hampir seluruhnya dari bahan amber seberat 450 kg. Hiasan di dalamnya benar-benar indah dan sukar dilukiskan kata-kata.
Tsarskoe Selo jatuh dalam cengkeraman Jerman pada 1941 ketika menduduki Rusia. Ruang itu dicongkel oleh pasukan Jerman dan dibawa ke Jerman. Para ahli arkeologi dan sejarah telah mengajukan sejumlah teori, tapi keberadaan ruang amber masih belum diketahui. Yang ada sekarang di Istana Catherine adalah reka ulang ruang amber yang hilang tersebut.