Megawati ke Rapimnas, Isyarat Golkar-PDIP Koalisi di Pilpres 2019

Setya Novanto senang Megawati hadiri Rapimnas Golkar.

oleh Oscar Ferri diperbarui 29 Jul 2016, 06:46 WIB
Ketua umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono melanjutkan safari politinya ke kediaman Megawati Soekarnoputri, Menteng, Jakarta, Senin (16/3/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto‎ senang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir dalam penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I tahun 2016. Dalam rapimnas ini Golkar mendeklarasikan dukungan dan mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden pada 2019 mendatang.

Menurut Novanto, kehadiran Megawati ini membuktikan keharmonisan Golkar dan PDIP. Selain itu, juga mengisyaratkan bahwa kedua partai itu memiliki agenda politik ke depan. Terutama dalam menyongsong Pemilu 2019.

"Saya hormat dan memberi apresiasi. Kehadiran Bu Mega ini menunjukkan kebersamaan Golkar dengan PDIP. Dan kami berpikir bersama untuk agenda ke depan," ucap Novanto usai penutupan Rapimnas I tahun 2016 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis, 28 Juli 2016.

Menurut Novanto, tak ada hal lain yang lebih penting dari kedatangan Megawati ini. Apalagi, di tengah spekulasi yang menyebut PDIP takut jika Jokowi direbut Golkar untuk Pemilu 2019 mendatang.

"Tidak ada. Ibu Mega bijaksana. Kita memikirkan untuk masa depan‎," kata Novanto.

Selain Megawati, hadir dalam Rapimnas I tahun 2016‎ ini Presiden Joko Widodo, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Polhukam Wiranto, Menkumham Yasona H Laoly, Menko Perindustrian Airlangga Hartarto, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto.

Lalu ada juga petinggi Golkar selain Novanto, di antaranya Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar BJ Habibie, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical.

Golkar dalam penutupan rapimnas ini secara resmi mendeklarasikan diri mendukung dan mencalonkan Jokowi sebagai capres pada 2019. Ada sejumlah alasan kenapa Golkar mendorong Jokowi maju di Pilpres 2019.

Di antaranya, karena kebijakan pemerintah sesuai dengan visi kesejahteraan Partai Golkar, yakni sama-sama memprioritaskan pembangunan ekonomi. Terutama di sektor infrastruktur. Kemudian, pemerintah di bawah kepimpinan Jokowi, Golkar menilai telah memiliki prestasi selama kurun dua tahun belakangan. Terakhir, Golkar memandang Jokowi sebagai sosok dengan popularitas paling tinggi dibandingkan dengan figur lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya