Liputan6.com, Jakarta - Tony Syarifudin menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada cabang olahraga balap sepeda di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 2016. Pria berusia 25 tahun itu akan tampil di nomor BMX.
Sebelum berlaga di Rio, Tony menjalani pemusatan latihan ke tanah leluhur BMX, Amerika Serikat. Ya, nomor ini memang awalnya hanya populer di Amerika Serikat. Namun hingga era 1970-an, mengayuh BMX hanya dipandang sebagai permainan yang tengah ngetren di kalangan anak muda.
Advertisement
Sepeda BMX tak lagi sekadar melakukan gerakan akorbatik, tapi mulai dimainkan di lintasan tanah. Popularitas sepeda dengan rangka besi ini terus menajak hingga ke selatan, California.
Sepeda BMX salah satu barang bergengsi ketika itu. BMX sepeda modifikasi dari sepeda setang lebar, Schwinn Sting-Ray yang kondang di era 1960-an. Guna memudahkan para pengguna mendapatkan handling dan kestabilan sepeda, mereka mengubah stang menjadi lebih pendek. Sepeda ini kemudian bernama BMX dan jadi fenomena. Anak-anak memainkannya di atas tanah meniru motorkros.
Tahukah Anda
BMX merupakan kepanjangan dari bicycle motocross.
Baru pada 1972, trek permanen dibuat untuk BMX, lengkap dengan tikungan tajam dan gundukan seperti sirkuit motokros. Demam BMX langsung mewabah di AS pada masa itu. Sirkuit-sirkuit tanah liat tersebar di berbagai titik dan ramai dikunjungi setiap akhir pekan tiba. Produsen sepeda di AS berlomba-lomba membuat sepeda BMX dengan desain untuk kebutuhan olahraga.
George E Esser, pendiri Liga Balap Sepad National (National Basketball League), lembaga non-profit mulai mengelola kejuaraan balap sepeda BMX secara profesional pada 1974. Sebelum mempromosikan NBL, George dan sang Isteri, Mary, mempromosikan balap BMX kepada Federasi Motorkros Amerika Serikat (AMA). Gagasan mereka muncul setelah kedua anaknya rutin bermain BMX di trek tanah.
Kemudian pada 1977, American Bicycle Association (ABA) terbentuk sebagai wadah balap sepeda. Eksistensi BMX semakin diakui dunia, April 1981, Federasi BMX internasional berdiri. Kejuaraan balap dunia sepeda BMX pertama kali digelar satu tahun kemudian. Januari 1993, BMX masuk dalam Uni Cyclist International (UCI). Zaman terus berkembang, BMX bukan hanya sepada balap garuk tanah, tapi juga menjadi alat ketangkasan seperti skateboard. Freestyle di kalangan sepada BMX mulai menjamur di awal 1990-an.
Olimpiade Beijing 2008 menjadi tonggak sejarah bagi BMX. Pertama kali cabor ini dilombakan di gelaran multievent tertinggi di dunia. Badan Olimpik Dunia (IOC) mengikutsertakan BMX sebagai salah satu cabor Olimpiade 2008 pada 29 Juni 2003. Maris Strombergs asal Latvia meraih medali emas di nomor bergengsi. Sedangkan medali perak menjadi milik Mike Day asal Amerika Serikat.
Aturan Main
Pada Olimpiade Rio de Janeiro, BMX akan digelar Olympic BMX Center, 5-21 Agustus mendatang. Balapan akan berlangsung di atas trek tanah seluas 400 meter dengan banyak halangan dan rintangan. Delapan pembalap akan berlomba menyentuh garis finis lebih dulu. Empat pembalap terdepan, otomatis lolos ke babak selanjutnya.
Pada Olimpiade 2008, BMX digelar selama tiga hari dan mempertandingkan dua nomor putera dan puteri.
Pada babak kualifikasi, sebanyak 32 peserta dengan catatan waktu terbaik lolos ke babak perempat final. Delapan besar digelar 4 kali heat (babak penyisihan) yang dibagi dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 peserta.
Empat peserta terbaik bakal lolos ke babak 4 besar. Sedangkan babak semifinal digelar dua kali dengan format yang sama, 4 pembalap teratas dari masing-masing kelompok melaju ke babak final. Pada partai final tersisa delapan peserta. Pembalap tercepat keluar sebagai pemenang.
Pembalap asal Latvia, Maris Strombergs menjadi jagoan di cabor sepeda BMX. Dia meraih emas dua kali beruntun di Olimpiade 2008 dan 2012 di nomor putera. Pada Olimpaide Beijing 2008, dia menorehkan waktu 36, 190 detik. Sedangkan, pada Olimpiade London 2012, Maris mencatatkan waktu 37,576 detik.
Perjalanan Indonesia
Syarifudin bakal mewakili Indonesia pada nomor BMX yang akan digelar di Rio de Janeiro. Tony berhasil menyabet satu tiket menggantikan posisi Brasil, memanfaatkan jatah tuan rumah.
Menurut pelatih BMX, Dadang Haris Poernomo, ada empat syarat untuk menentukan tiket ke Olimpiade. Berdasarkan rangking negara, rangking individual, tuan rumah, dan rangking dunia.
"Setiap nomor itu berbeda-beda kuota (untuk atlet)," ujar Dadang.
Berdasarkan Kualifikasi UCI (Federasi balap sepeda internasional), Brasil berada di posisi 12. Sedangkan Indonesia berada di posisi teratas rangking UCI bagi negara yang belum mendapat kuota.
Raja Sapta Oktohari selaku Ketua ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) pun mengirim Tony ke Olimpiade karena memiliki poin lebih tinggi daripada Rio Akbar ketika mengikuti kualifikasi. Tony saat ini berada di peringkat 64 dunia Federasi balap sepada internasional (UCI).
Sebelum bertolak ke Rio, PB ISSI lebih dulu mengirim Tony ke Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam, Tony menjalani pemusatan latihan di bawah asuhan pelatih tim BMX AS, Joey Bradford. Dari AS, pria kelahiran 13 Juni 1991 itu akan bergabung dengan kontingen Indonesia di Brasil.
Menariknya, Tony bakal bertarung menggunakan sepeda buatan Indonesia. Di kala banyak atlet mengagung-agungkan produk buatan luar negeri, Tony justru lebih nyaman menggunakan sepeda BMX merek Thrill buatan PT Indonesia Bike Works yang berbasis di Gresik, Jawa Timur.