Liputan6.com, Jakarta Untuk mencegah kanker serviks, sebanyak 27.000 pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat) IVA dan 10.275 pemeriksaan Pap smear dilakukan serentak di 1.558 titik seluruh Indonesia. Hal ini juga tercatat dalam Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Acara yang dilaksanakan di Kupang ini, merupakan kerjasama antara BPJS Kesehatan, Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang dipimpin Ibu Iriana Joko Widodo, Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Advertisement
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris mengatakan, jumlah kasus kanker serviks (terhitung Januari – Juni 2016) di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan mencapai 45.006 kasus dengan total biaya sekitar Rp33,4 miliar. Sedangkan di tingkat rawat inap ada 9.381 kasus dengan total biaya sekitar Rp51,3 miliar.
“Deteksi dini kanker serviks masuk dalam skema pembiayaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga peserta yang ingin melakukan deteksi dini kanker serviks tidak perlu lagi mengeluarkan uang," katanya, dalam keterangan pers, Jumat (29/7/2016).
Sebagai informasi, kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal sehingga deteksi dini sangat penting. Jika terlambat, maka pasien harus menjalani proses dan biaya yang sulit dan mahal.
Sepanjang 2016 (Januari - Juni 2016) deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan dengan metode IVA telah berhasil menjangkau 21.146 peserta, sedangkan Pap smear berhasil menjangkau 37.256 peserta.
"Cukup banyak masyarakat yang enggan atau takut untuk melakukan pemeriksaan IVA atau Pap smear ini. Di sinilah bagaimana peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas untuk mengajak peserta agar melakukan pemeriksaan ini," ujarnya.