Liputan6.com, Florida - Tak perlu banyak waktu bagi Donald Trump untuk melancarkan serangan balik lewat 'badai' Twitter dalam merespons pidato pamungkas Hillary Clinton di puncak acara Konvensi Nasional Demokrat (DNC).
Acara yang diselenggarakan di kota bersejarah cikal bakal politik AS, Philadelphia, Hillary pada Kamis 28 Juli 2016 mengungkapkan daftar keburukan miliarder nyentrik itu.
Nominasi dari Partai Republik itu mengatakan visi Hillary terhadap dunia bakal membuat pekerja AS tak punya kekuasaan, bahkan tak ada pekerjaan hingga tak memiliki keamanan.
Bagi Trump, Hillary adalah sosok yag kerap diikuti 'korupsi dan kehancuran' kemana pun ia pergi. Demikian, seperti dilansir dari Businessinsider, Jumat (29/7/2016).
Tak hanya itu, Trump menyebut Hillary tak punya visi terhadap gerakan radikal.
"Dalam pidatonya, Hillary menolak Islam radikal, seperti ia ingin menaikkan 550 persen para pencari suaka ke AS, itu jelas bukti ia tak pantas untuk pimpin negeri ini," tulis Trump.
Miliarder penuh kontroversial itu juga mengatakan kinerja Hillary saat menjadi menteri luar negeri tak becus menangani masalah Timur Tengah.
"Perang Hillary di Timur Tengah menyisakan kerusakan, terorisme dan menciptakan ISIS," lanjut amarah Trump di media sosial itu.
Selain segala kecaman di situs mikro blogging, kampanye Trump mengeluarkan pernyataan yang berisi pidato mantan First Lady AS penuh retorika.
"Hillary Clinton singgung kebersamaan tapi agenda globalnya justru tidak melindungi warga AS," demikian pernyataan Stephen Miller, penasehat kampanye senior untuk Trump.
"Pidatonya dilontarkan dari dunia fantasi, bukan tempat warga AS sekarang tinggal."
Miller juga menulis, Hillary justru adalah sosok yang membahayakan bagi Amerika Serikat dibanding Trump.
"Ia bahkan menolak untuk mengatakan kehancuran Libia yang ia ciptakan, atau skandal email. Itu menunjukkan ia tak peduli keselamatan warga AS."
Tim kampanye juga mencela bahwa Hillary hanya mewakili donor dan lingkaran tertentu yang selama ini mendanai dirinya.
"Kehidupan Hillary hanya ada di golongannya saja. Ia lupa banyak orang AS hidup menderita di luar kota sana, atau jadi korban akibat perbatasan yang terbuka serta korban kartel obat bius," tutup pernyataan tim kampanye Trump.
Advertisement